Manurung, Ellya and Enggar , Apriyanto and Agus, Susatya (2013) KESEHATAN TANAMAN JABON (Anthocephalus cadamba Miq.) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI PROVINSI BENGKULU. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.
Text (Thesis)
I,II,III,II-13-ell.FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (9MB) |
|
Text (Thesis)
IV,V,LAMP,II-13-ell.FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (9MB) |
Abstract
Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) merupakan tanaman kehutanan lokal Indonesia. Jabon termasuk ke dalam kelompok kayu fast growing, yang dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, prospek pemasarannya cukup tinggi dengan teknik silvikultur yang mudah dan telah diketahui. Pada umur 5-6 tahun jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) mampu mencapai diameter 30 cm. Jauh lebih cepat dibandingkan dengan kayu alam yang membutuhkan waktu 15-25 tahun (Alex, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan kesehatan dan pertumbuhan tanaman jabon pada ketinggian tempat yang berbeda di Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2013 di Desa Dusun Baru I Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah dan di Desa Pematang Donok Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM), meliputi observasi lapangan yang dilakukan untuk mempelajari keadaan lokasi lapangan, teknik pengambilan sampelnya proportional sampling, pengumpulan data dan pembahasan sedangkan analisis data menggunakan analisis deskripfif-kualitatif dalam bentuk tabel, gambar dan grafik serta dilakukan uji-T untuk pengujian hipotesisnya. Dari hasil penelitian diketahui, tingkat kesehatan dan pertumbuhan tanaman jabon pada ketinggian tempat yang berbeda memiliki perbedaan. Tanaman jabon di dataran rendah pada ketinggian 19 meter dpl di Desa Dusun Baru I Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah intensitas kerusakannya adalah 29 %, sedangkan di dataran tinggi pada ketinggian 721 meter dpl di Desa Pematang Donok intensitas kerusakannya 37%. Pertumbuhan tanaman jabon dilihat dari kenampakan pertumbuhannya yakni diameter, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan volume pohon jabonnya, pada ketinggian 91 meter memilki rerata diameter 12,92 cm, rerata tinggi total 10,8 m, rerata tinggi bebas cabang 7,41 m, dan rerata volumenya 5,687 cm 3 , sedangkan pada ketinggian 721 meter dpl memiliki rerata diameter 8,1 cm, rerata tinggi total 6,21 m, rerata tinggi bebas cabang 4,37 m dan rerata volumenya 1,47 cm 3 . Tanaman jabon pada kedua ketinggian tempat yang berbeda memiliki persamaan dalam jenis penyebab kerusakan tanamannya, meliputi serangan ulat (defoliator), kanker batang, luka terbuka pada batang bawah dan terdapat patah cabang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan kesehatan tanaman jabon pada ketinggian tempat yang berbeda. Tanaman jabon pada ketinggian tempat 19 meter dpl, memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik daripada tanaman jabon pada ketinggian 721 meter dpl, yang diketahui melalui nilai intensitas kerusakan yang lebih kecil pada ketinggian tempat 19 meter dpl, dan ditunjukkan oleh pertumbuhannya yang lebih baik daripada tanaman jabon pada ketinggian tempat 721 meter dpl. Melihat hasil penelitian tanaman jabon lebih cocok ditanam pada ketinggian 19 meter dpl dengan memperhatikan kebersihan tanaman dan teknik pruning (pemangkasan) agar kesehatan tanaman lebih baik serta pertumbuhannya juga dapat lebih optimal.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SD Forestry |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Forestry |
Depositing User: | 001 Bambang Gonggo Murcitro |
Date Deposited: | 20 Oct 2013 14:46 |
Last Modified: | 20 Oct 2013 14:46 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1054 |
Actions (login required)
View Item |