Sapna, Holliza and Tunjung, Pamekas and Hartal, Hartal (2022) POTENSI CENDAWAN ENDOFIT TANAMAN CABAI SEBAGAI ELISITOR PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN CABAI TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
|
Text (Thesis)
SKRIPSI SAPNA HOLLIZA_NPM E1K017034.pdf - Bibliography Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (2MB) | Preview |
Abstract
Tanaman cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran penting di Indonesia. Sebagai sayuran, cabai merah memiliki nilai ekonomi tinggi, banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya yaitu kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B dan vitamin C. Rendahnya produktivitas tanaman cabai merah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu faktor lingkungan. Cuaca atau iklim yang tidak menentu di saat awal penanaman dan dari varietas cabai merah sendiri yang rentan terhadap serangan penyakit antraknosa sehingga dapat menurunkan produktivitas setiap masa panen. Penelitian dilakukan di laboraturium metode yang dilakukan meliputi isolasi cendawan patogen Colletotrichum spp. identifikasi dan karakterisasi, perbanyakan cendawan endofit, uji mekanisme antagonisme cendawan endofit terhadap patogen Colletotrichum spp. uji potensi cendawan endofit sebagai elisitor pertumbuhan dan ketahanan tanaman cabai terhadap penyakit antraknosa. Penelitian di lapangan disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal menggunakan empat jenis cendawan endofit yaitu A (belum teridentifikasi), B (Rhizoctonia sp. 1), C (Curvularia sp.) dan D (Rhizoctonia sp. 2) dan E sebagai kontrol (tanpa menggunakan cendawan endofit). Setiap perlakuan diulang 5 kali dengan 2 tanaman per ulangan dengan jumlah 50 tanaman untuk satuan percobaan. Untuk pengujian uji asam salisilat disediakan masing-masing 2 set tanaman cabai (A-E dan kontrol negatif) dengan jumlah 12 sampel tanaman cabai. Hasil dari uji keempat isolat cendawan endofit terhadap patogen Colletotrichum spp. secara in vitro memiliki kemampuan mekanisme antagonisme yang rendah yaitu dengan rata-rata persentase hambatan 35,95%. Keempat isolat cendawan endofit terjadi mekanisme antagonisme ruang, nutrisi dan oksigen, antibiosis dan hiperparasitisme. Hasil uji lanjut pertumbuhan tinggi tanaman terlihat hanya perlakuan cendawan endofit A (belum teridentifikasi) yang berbeda nyata dengan E kontrol sedangkan perlakuan cendawan endofit B (Rhizoctonia sp. 1), C (Curvularia sp.) dan D (Rhizoctonia sp. 2) memberi pengaruh yang sama dengan E sebagai kontrol. Lebih lanjut dapat dilihat bahwa perlakuan cendawan endofit A (belum teridentifikasi), B (Rhizoctonia sp. 1), C (Curvularia sp.) dan D (Rhizoctonia sp. 2) memberikan pengaruh yang sama. Hasil analisis varian terhadap intensitas serangan penyakit menunjukkan hasil berbeda nyata pada minggu ke 5 dan 6 MSI keempat cendawan endofit intensitas serangan terendah yaitu pada cendawan endofit B (Rhizoctonia sp. 1). Cendawan endofit D (Rhizoctonia sp. 2) cenderung lebih baik dalam memacu pembentukan kandungan senyawa asam salisilat. Kata kunci : Cendawan endofit, Colletotrichum spp, Tanaman cabai.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Industrial Technology of Agriculture |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 13 Jul 2023 04:26 |
Last Modified: | 13 Jul 2023 04:26 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/12931 |
Actions (login required)
View Item |