Firmando, Eniksen Purba and Yazid, Ismi Intara and Yuwana, Yuwana (2022) KARAKTERISTIK LIMBAH KELAPA MUDA SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI ASAP CAIR. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
|
Text (Thesis)
Skripsi Firmando Eniksen Purba E1G017060.pdf - Bibliography Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (2MB) | Preview |
Abstract
Pohon kelapa merupakan salah satu tanaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2018 tiap bulannya di Pantai Panjang rata-rata limbah kelapa muda yang dihasilkan mencapai 15 ton, dan untuk daerah Kota Bengkulu tiap bulannya rata rata limbah kelapa muda yang dihasilkan sebanyak 7 ton. Jika dijumlahkan hasil limbah kelapa muda yang berada di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 22 ton, hasil ini serupa dengan hasil limbah suatu industri. Jika dikelola dengan baik hasil pembakaran ini dapat menghasilkan produk yang bermanfaat sebagai asap cair. Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan yang digunakan berupa limbah kelapa yang sudah tidak terpakai, didapat dari penjual es kelapa muda yang berada di pesisir Pantai Panjang , Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 taraf perlakuan 3 pengulangan sehingga diperoleh 18 kombinasi perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut K1 (Kadar air 16%), K2 (Kadar air 20%), K3 (Kadar air 24%), K4 (Kadar air 28%), K5 (Kadar air 32%), K6 (Kadar air 36%). Proses pembuatan asap cair mengacu pada Karima (2014), Persiapan bahan baku yaitu bahan pembakar dengan menyiapkan limbah kelapa muda yang didapat dari Pantai Panjang Kota Bengkulu. Pengukuran kadar air limbah kelapa menurut SNI 01-2891-1992 yaitu dengan memotong kecil-kecil limbah kelapa menggunakan golok dengan ukuran 5-8 cm. Kemudian ditimbang limbah kelapa untuk diketahui berat awal lalu dikeringkan menggunakan tenaga cahaya matahari. Selanjutnya diambil sampel limbah kelapa dan ditimbang 10 gram, kemudian diletakan dalam wadah cawan penguap, dan dimasukan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 3-5 jam. Selanjutnya dimasukan sampel ke dalam desikator untuk didinginkan sampel, kemudian dihitung berat keringnya dan disiapkan setiap kelompok perlakuan kadar air yaitu 16%, 20%, 24%, 28%, 32% dan 36% dan dihentikan pengeringan ketika berat sampel sudah lebih kecil dari berat basah dan siap di angkat. Pembuatan asap cair dimulai dengan cara limbah kelapa muda dengan kadar air sesuai perlakuan dimasukan ke dalam reaktor pirolisis. Setiap kali pembakaran bahan sabut kelapa muda sebanyak 1500 g dimasukkan ke dalam tabung reaktor, Kemudian tabung ditutup dengan rapat. Selanjutnya rangkaian alat kondensasi dipasang dan tabung pendingin dialiri dengan air dingin. Api dinyalakan untuk membakar tabung reaktor. Bahan di dalam tabung vi reaktor akan panas dan akan mengalami pirolisis. Asap akan keluar dari wadah dan masuk ke dalam kondensor yang akhirnya mengeluarkan cairan hasil kondensasi ditampung di dalam botol. Pemanasan diakhiri sampai tidak ada asap cair yang menetes dalam wadah penampung. Parameter-yang diamati pada penelitian ini antara lain yaitu rendemen,kadar asam, kadar fenol dan pH. Data dianalisi menggunakan ANOVA dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik limbah kelapa muda tidak memiliki banyak perbedaan, hal ini disebabkan karena nilai kadar air bahan limbah kelapa muda memiliki nilai kadar air dengan jarak yang tidak cukup jauh yaitu dengan nilai interval 4%, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa nilai kadar air bahan baku pada proses pembuatan asap cair memberi pengaruh terhadap rendemen dan mutu asap cair yang dihasilkan secara pirolisis. Hasil analisis kimia asap cair limbah kelapa muda terpilih adalah asap cair limbah kelapa muda kadar air 16% (KA1), karena memiliki rendemen sebesar 9,06%. Total asam tertitrasi 5,2% dan kadar fenol 4,52% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Total asam tertitrasi 5,2% yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu asap cair yaitu sekitar 4,5-15,0%. Kadar fenol yang dihasilkan pada penelitian ini masih belum memenuhi standar mutu asap cair yaitu sekitar 4,6-15,0%. Nilai pH yang rendah akan mempengaruhi terhadap tingginya total asam tertitrasi dan kadar fenol. Karena pH, total asam tertitrasi dan kadar fenol saling berkaitan satu dengan yang lainya. pH 2,6 yang terdapat pada asap cair limbah kelapa muda sudah memenuhi setandar mutu asap cair yaitu sekitar 1,5-3,0.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Industrial Technology of Agriculture |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 17 Jul 2023 08:31 |
Last Modified: | 17 Jul 2023 08:31 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/13404 |
Actions (login required)
View Item |