KEANEKARAGAMAN, KELIMPAHAN, DAN SEBARAN JENIS FUNGI EKTOMIKORIZA PADA RIZOSFER MERANTI MERAH (Shorea platyclados Slooten ex Endert) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT DAUN KEPAHIANG BENGKULU

Rumi, Yati Aisyah and Guswarni, Anwar and Abimanyu, Dipo Nusantara (2021) KEANEKARAGAMAN, KELIMPAHAN, DAN SEBARAN JENIS FUNGI EKTOMIKORIZA PADA RIZOSFER MERANTI MERAH (Shorea platyclados Slooten ex Endert) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT DAUN KEPAHIANG BENGKULU. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Text (Thesis)
SKRIPSI RUMI YATI AISYAH ( E1B016003).pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Hutan Lindung Bukit Daun setiap tahun terus mengalami kerusakan, pada 2011- 2015 laju deforestasi mencapai ±70% atau sekitar ±200 Ha per tahun (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016). Keberadaan Hutan Lindung Bukit Daun yang terus mengalami deforestasi berdampak pada hilangnya beberapa populasi baik flora dan fauna yang ada di dalamnya. Upaya perlindungan dan pemeliharaan harus tetap dilakukan dengan asas lestari agar ekosistem yang ada tetap seimbang. Hutan Lindung Bukit Daun merupakan bagian dari hutan tropis Sumatera yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang tinggi. Keberadaan hutan tropis umumnya didominasi oleh tegakan famili Dipterocarpaceae. Pulau Sumatera dan Kalimantan adalah dua pulau besar yang memiliki wilayah hutan tropis sangat luas, dimana persebaran kelompok tumbuhan Dipterocarpaceae dari tingkat populasi maupun jenis sangat mendominasi pada hutan tropis (Maria et al., 2016). Saridan dan Fajri (2014) melaporkan berdasarkan penelitiannya kehadiran jenis-jenis Dipterocarpaceae di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur mencapai 93.33 % yang mana dari 75 plot hanya 5 plot yang tidak terdapat Dipterocarpaceae. Pratiwi et al (2017) menyampaikan hasil penelitiannya di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, Provinsi Riau pada petak jalur sepanjang 7 KM terdapat 176 pohon Dipterocarpaceae terdiri dari 9 jenis dan 4 marga tersebar secara mengelompok. Tanaman Dipterocarpaceae mempunyai kesesuaian tumbuh sangat tinggi pada daerah hutan tropis. Famili Dipterocarpaceae adalah kelompok tumbuhan berkayu mempunyai peran ekonomi dan ekologi yang penting karena kayunya bernilai jual tinggi dan berfungsi untuk konservasi hutan (Ngatiman dan Saridan, 2012). Famili Dipterocarpaceae terdiri dari beberapa marga seperti Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea dan Vatica, namun Shorea merupakan jenis terbanyak yang dijumpai (Saridan dan Fajri, 2014). Tegakan (Shorea spp) atau meranti memiliki jenis yang dominan banyak dan tegakannya cukup terkenal dalam bidang industri perkayuan dan lainnya. Jenis meranti yang banyak terdapat di Hutan Lindung Bukit Daun Bengkulu adalah meranti merah (Shorea platyclados). Hal ini dibuktikan oleh Wardani dan Susilo (2017) berdasarkan hasil penelitiannya keberadaaan meranti merah di Hutan Lindung Bukit Daun, Bengkulu tergolong tinggi dengan nilai INP 39,84% yang merupakan nilai INP tertinggi dari jenis pohon lainnya. 2 Dipterocarpaceae memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan fungi mikoriza. Fungi bertukar bahan makanan dan energi dengan inangnya hingga membentuk asosiasi yang bersifat mutual. Mikoriza membantu penyediaan unsur hara baik unsur makro maupun mikro, sementara tumbuhan inang memberikan sebagian makanan dari hasil fotosintesis kepada fungi (Brearley, 2012). Mikoriza membantu pertumbuhan Dipterocarpaceae dalam meningkatkan penyerapan air, nitrogen, fosfor, unsur hara makro dan mikro, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan tanah serta dapat melindungi perakaran dari serangan patogen (Riniarti, 2005; Mansur, 2013; Karmilasanti, dan Maharani, 2016; Kasongat, 2019). Mikoriza yang sebagian besar berasosiasi dengan pohon adalah jenis ektomikoriza. Fungi ini berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan tanaman meranti. Hal ini dilaporkan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu Mardji (2010) mengatakan tanaman jenis Dipterocarpaceae dan Pinaceae merupakan jenis tanaman yang bersifat obligate host, artinya jenis-jenis yang hidupnya sangat bergantung pada fungi ektomikoriza dan bersimbiosis mutualisme. Karmilasanti dan Maharani (2016) melaporkan terdapat 79,22% (22 jenis) fungi ektomikoriza yang bersimbiosis mutualistis dengan tanamanan Dipterocarpaceae di hutan alam KHDTK Labanan. Noor (2010) menambahkan bahwa di daerah Labanan KM 26 Berau dan Kecamatan Muara Wahau, Kalimantan Timur terdapat fungi ektomikoriza sekitar 28,2% yang termasuk dalam 27 genus dan 257 individu yang bersimbiosis dengan beberapa jenis pohon terutama dari famili Dipterocarpaceae. Alamsjah dan Husin (2010) juga menambahkan fungi ektomikoriza sering digunakan sebagai pupuk hayati untuk membantu pertumbuhan dan produksi bibit tanaman bernilai ekonomi seperti meranti, pinus, eukaliptus. Penelitian tentang keanekaragaman jenis fungi ektomikoriza di Hutan Lindung Bukit Daun, Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu belum pernah ada yang melakukan. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk melakukannya.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 25 Aug 2023 03:33
Last Modified: 25 Aug 2023 03:33
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/14776

Actions (login required)

View Item View Item