TRANSFORMASI STRUKTURAL WANITA TRANSMIGRAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP ALOKASI WAKTU (Studi Kasus di Kecamatan XIV Koto Kabupaten Mukomuko)

Siti, Mutmainah and Sriyoto, Sriyoto and Ketut, Sukiyono (2021) TRANSFORMASI STRUKTURAL WANITA TRANSMIGRAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP ALOKASI WAKTU (Studi Kasus di Kecamatan XIV Koto Kabupaten Mukomuko). Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Text (Thesis)
SKRIPSI (SITI MUTMAINAH E1D015041)-dikonversi.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya. Transmigrasi di Indonesia biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah bagi warga yang umumnya golongan menengah ke bawah. Sesampainya di tempat transmigrasi para transmigran diberikan sebidang tanah pekarangan atau tanah pertanian untuk penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru. Pemerintahan Indonesia baru mulai melanjutkan program ini dari tahun 1950. Program transmigrasi merupakan jalan yang ditempuh untuk mengatasi ketidakseimbangan dan ketitakmerataan penduduk (Mochtar, 1978). Pengiriman transmigran ke Bengkulu marak sejak 1967 dengan berdasarkan, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1973 menetapkan Provinsi Bengkulu dan sembilan provinsi lainnya sebagai daerah transmigrasi di luar pulau Jawa. Pada tahun 2004 Bengkulu masih mendapat tambahan transmigran dengan kebijakan bahwa setiap keluarga transmigran disediakan tanah dua hektar. Sebagian besar transmigran dari Jawa adalah petani. Saat ini sentra-sentra penduduk migran itu tumbuh menjadi sentra ekonomi. Pertumbuhan penduduk menjadi sangat cepat dengan adanya program transmigrasi ini. Saat ini jumlah penduduk pendatang asal Jawa telah jauh melampaui jumlah penduduk asli Mukomuko. Sehingga secara realita saat ini, penduduk asli menjadi minoritas di Kabupaten Mukomuko (BPS, 2011). Transformasi struktural ekonomi juga mencerminkan perkembangan dari masyarakat agraris ke luar sektor agraris. Proses transformasi ekonomi di pedesaan dan juga daerah transmigrasi, telah mendorong wanita transmigran untuk ke luar dari sektor tradisional (pertanian) (Saragih dan Krisnamurthi, 1995). Khususnya di daerah transmigrasi tampaknya peluang kerja di sektor perdagangan pedesaan mulai dimasuki oleh wanita transmigran. Dengan kata lain, gejala transformasi, struktur ekonomi mulai terjadi di daerah transmigrasi yang ditandai dengan semakin banyaknya wanita transmigran yang bekerja di luar sektor pertanian. Hal ini terlihat dari kosentrasi wanita di bidang pertanian mulai menurun, sedangkan pada akhir-akhir ini jumlah perempuan semakin meningkat di sektor non pertanian, seperti perdagangan, jasa, dan industri namun demikian, masih ada sebagian perempuan yang hanya melakukan pekerjaan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan-alasan wanita transmigran melakukan kegiatan di luar sektor pertanian, alokasi waktu kerja yang dibutuhkan, status wanita transmigran dalam pola pengambilan keputusan untuk bekerja diluar sektor pertanian dan faktor-faktor yang mempengaruhi transformasi struktural wanita transmigran ke luar sektor pertanian. Penelitian ini telah dilakukan dilakukan pada bulan Maret 2020 di Desa Rawa Mulya, Desa Rawa Bangun dan Desa Tanjung Mulya di Kecamatan XIV Koto Kabupaten Mukomuko. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dipilih secara purposive. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi logit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga alasan mengapa perempuan memilih bekerja dan tidak bekerja: sosial, ekonomi dan budaya. Wanita yang memilih bekerja dengan persentase terbesar karena alasan ekonomi yaitu 76,67% dan wanita yang memilih tidak bekerja yaitu kondisi ekonomi saat ini sebesar 53,33%. Alokasi waktu rata-rata perempuan yang bekerja untuk kegiatan produktif adalah 6 jam untuk kegiatan rumah tangga, 7 jam, dan perempuan yang memilih untuk tidak bekerja untuk kegiatan rumah tangga adalah 9 jam. Suami istri secara bersama-sama mendominasi pengambilan keputusan perempuan transmigran bekerja dan tidak bekerja. Analisis model logit menunjukkan bahwa pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap transformasi struktural perempuan transmigran yang memilih bekerja atau tidak bekerja di luar sektor pertanian sedangkan luas lahan tidak. Kata Kunci : Transformasi struktural, wanita transmigran

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agribusiness
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 29 Aug 2023 03:07
Last Modified: 29 Aug 2023 03:07
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/14962

Actions (login required)

View Item View Item