Erinawati, Rajagukguk and Bilman, W Simanihuruk and Herry, Gusmara (2021) RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE-NURSERY TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPKMg (15:15:6:4) DAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Text (Thesis)
SKRIPSI ERINAWATI RAJAGUKGUK okk.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (3MB) |
Abstract
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia bertambah setiap tahunnya, hal ini membuat kebutuhan bibit semakin meningkat. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit, perlu memperhatikan teknik budidaya yang diawali dari pembibitan. Media tanam yang digunakan saat pembibitan harus mencukupi kebutuhan hara. Salah satu langkah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman adalah dengan pemberian pupuk, baik anorganik maupun pupuk organik. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh interaksi antara dosis pupuk NPKMg (15:15:6:4) dengan dosis limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery, dosis optimum pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery, dan dosis optimum LCPKS terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery. Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2020 sampai Februari 2021, bertempat di Jl. WR Supratman, Kandang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Bengkulu dengan ketinggian tempat ±10 mdpl. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL), dosis NPKMg sebagai petak utama dan LCPKS sebagai anak petak. Dosis pupuk NPKMg terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 1,5 g/bibit, 2,5 g/bibit, dan 3,5 g/bibit. Dosis LCPKS terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 0 ml/bibit, 1500 ml/bibit, dan 3000 ml/bibit. Setiap perlakuan diulang 3 (tiga) kali dan setiap ulangan perlakuan terdiri 4 (empat) polibag. Aplikasi LCPKS diberikan secara bertahap yaitu 15 kali aplikasi dalam 1 bulan. Dengan demikian, untuk dosis 1500 ml/bibit dibagi 15, maka dosis yang harus diberikan ialah 100 ml/bibit, dan dosis 3000 ml/bibit dibagi 15, maka dosis yang harus diberikan ialah 200 ml/bibit untuk setiap kali aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan interaksi tidak nyata pada semua variabel pengamatan. Dosis optimum pupuk NPKMg adalah 2,8 g/bibit yang memberikan tingkat kehijauan daun sebesar 47 unit dan perlakuan dosis LCPKS memberikan pengaruh tidak nyata pada semua variabel pengamatan.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 29 Aug 2023 04:20 |
Last Modified: | 29 Aug 2023 04:20 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/14993 |
Actions (login required)
View Item |