ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI TAMAN WISATA ALAM PANTAI PANJANG DAN PULAU BAAI KOTA BENGKULU

Hijrah, Hijrah and Saprinurdin, Saprinurdin and Fajrin, Hidayat (2021) ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI TAMAN WISATA ALAM PANTAI PANJANG DAN PULAU BAAI KOTA BENGKULU. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Text (Thesis)
SKRIPSI HIJRAH E1B015043.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Peranan hutan mangrove sangat penting di dalam sebuah kawasan pesisir, mangrove memiliki vegetasi yang dapat dijadikan sebagai peyeimbangkan lingkungan dan juga dapat menetralisir bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu ekosistem yang ada di kawasan pesisir (Rochana, 2011). Mangrove dapat meredam sekitar kurang lebih 50% energi yang dihasilkan ketika gelombang tsunami disebabkan pada mangrove selebar 200 m dari garis pantai dengan kerapatan pohon 30 pohon/100 m dengan diameter batang 15 cm dapat memecah ombak yang datang (Rusdianti dan Setyawan, 2012). Mangrove juga memiliki manfaat dibidang ekonomi dan juga dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat seperti kayu bakar, penangkapan ikan, kepiting dan ekowisata (Ariftia dkk, 2014). Dan menurut (Rahmayani, 2015) Ada tiga manfaat sekaligus yang didapatkan dari ekowisata yaitu kelestarian sumberdaya pesisir, peningkatan kesejahteraan dan minimalisir biaya konservasi. TWA Pantai Panjang & Pulau Baai terletak di tiga wilayah Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Gading Cempaka, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kawasan TWA Pantai Panjang & Pulau Baai dalam pengelolaannya temasuk ke dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II – Balai KSDA Bengkulu. Kawasan TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai memiliki luasan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 420/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wialayah Provinsi Bengkulu seluas 920.964 Ha, dengan luas kawasan 967,2 ha.Kawasan TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan menteri Kehutanan No. 383/Kpts-II/1985 tanggal 27 Desember 1985 seluas ± 1.265,3 Ha dengan panjang batas ± 32,30 Km. Dilakukan penunjukkan ulang berdasarkan Surat Keputusan Gubernur tanggal 28 Januari 1991 No. 13 Tahun 1991 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 420/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wialayah Provinsi Bengkulu seluas 920.964 Ha, dengan luas kawasan 967,2 Ha. Hutan mangrove Pulau Baai terhampar di lahan seluas 214 hektar yang terletak di sekitar pelabuhan Pulau Baai. Berada persis di dekat pintu masuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI), wisatawan hanya dipungut biaya masuk Rp 10 ribu. Dari sekitar 214 hektare lahan hutan mangrove, seluas 116,24 hektarenya saat ini masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang-Pulau Baai. Sementara seluas 98,38 hektare sisanya berada di luar kawasan hutan. Kawasan mangrove di pesisir Kota Bengkulu mampu menyimpan 18,53 ton karbon per hectare,” jelas Gunggung Senoaji, salah satu peneliti. Menurutnya, jika dikalikan dengan total luas 214 hektare maka karbon yang disimpan di hutan mangrove ini mencapai 3.652 ton. Keberadaan hutan ini menurut Gunggung berperan besar dalam penanggulan bencana abrasi hingga mitigasi pemanasan global. Kawasan TWA Pantai Panjang & Pulau Baai berjarak ± 3 km dari pusat kota Bengkulu, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor. Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang & Pulau Baai adalah salah satu kawasan konservasi yang pengelolaannya di bawah Balai KSDA Bengkulu yang tujuan penunjukan dan/atau penetapannya karena keadaan alamnya mempunyai berbagai keindahan alam, baik keindahan flora dan fauna maupun keindahan alam itu sendiri yang mana memiliki keunikan corak untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Salah satunya yaitu kawasan ekosistem mangrove, seperti pada pengambangan sarana dan prasarana yang ada di dalam nya guna mendukung pengembangan pada sektor wisata yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan meningkatkan pemasukan pendapatan daerah di sektor kepariwisataan, maka dari hal tersebut saya ingin melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kawasan taman wisata alam pantai panjang layak menjadi lokasi ekowisata dengan meninjau aspek ekonomi dan ekologi pada daerah tersebut khususnya pada ekosistem mangrove.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 01 Sep 2023 06:59
Last Modified: 01 Sep 2023 06:59
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/15235

Actions (login required)

View Item View Item