Marwin, Santoso and Yulian, Yulian and Supanjani, Supanjani (2021) KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN TABULAMPOT JERUK KALAMANSI PADA PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN DOSIS PUPUK GROWMORE YANG BERBEDA. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Text (Thesis)
Skripsi - Marwin Santoso - E1J017140.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (5MB) |
Abstract
Jeruk kalamansi merupakan komoditas hortikultura yang mempunyai berbagai manfaat yaitu sebagai minuman segar, olahan sirup, sebagai bumbu dan pemberi rasa pada berbagai masakkan, dan dapat dijadikan sebagai tanaman hias karena batangnya yang tidak terlalu besar dalam pot. Penelitian tabulampot jeruk kalamansi bertujuan untuk (1) menentukan interaksi antara dosis pupuk Growmore dan MOL yang tepat untuk meningkatkan keragaan pertumbuhan dan pembungaan, (2) menentukan dosis pupuk growmore yang tepat untuk meningkatkan keragaan pertumbuhan dan pembungaan dan (3) menentukan pengaruh MOL terhadap keragaan pertumbuhan dan pembungaan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus - November 2020 di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama Mikroorganisme Lokal (MOL) (M) terdiri dari dua taraf yaitu tanpa diberi MOL (Kontrol), MOL cucian beras. Faktor kedua dosis pupuk daun Growmore (D) terdiri dari empat taraf yaitu 0, 1, 2, 3 g/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perngaruh interaksi antara perlakuan mikroorganisme lokal (MOL) dan dosis pupuk daun Growmore terhadap keragaan pertumbuhan dan pembungaan tabulampot jeruk kalamansi. Dosis pupuk daun Growmore berpengaruh tidak nyata terhadap keragaan pertumbuhan dan pembungaan tabulampot jeruk kalamansi. Perlakuan mikroorganime lokal (MOL) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap keragaan pertumbuhan dan pembungaan tabulampot jeruk kalamansi. Pada pemberian MOL cucian beras dan dosis 1 g/L paling lama yaitu 8,33 dan 7,24 hari, sedangkan pada kontrol dan dosis 0 g/L cepat yaitu 5 dan 6,58 hari terhadap waktu muncul tunas. Pemberian dosis 1 g/L dan MOL cucian beras mempunyai pertumbuhan paling banyak, sedangkan dosis 3 g/L dan kontrol paling sedikit terhadap variabel jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah daun tunas. Pemberian dosis 3 g/L dan MOL cucian beras paling banyak yaitu 14,83 dan 10,91 bunga, sedangkan dosis 1 g/L dan kontrol paling sedikit yaitu 5 dan 6,41 bunga terhadap jumlah bunga. Pemberian dosis 2 g/L dan MOL cucian beras paling cepat yaitu 6,49 dan 10,49 hari, sedangkan dosis 0 g/L dan kontrol paling lama yaitu 22,83 dan 13,58 hari terhadap umur tanaman berbunga. Pemberian dosis 3 g/L dan MOL cucian beras paling cepat yaitu 4,33 dan 4,74 hari, sedangkan dosis 0 g/L dan kontrol paling lama yaitu 6 dan 5,74 hari terhadap lama pertumbuhan bunga. Pemberian dosis 2 g/L dan kontrol paling besar yaitu 2,68 dan 2,86 cm, dosis 3 g/L dan MOL cucian beras paling kecil yaitu 2,3 dan 2,22 cm terhadap diameter bunga. Pemberian 1 g/L dan MOL cucian beras paling cepat yaitu 2 dan 1,83 hari, sedangkan 0 g/L dan kontrol mempunyai waktu paling lama yaitu 2,33 dan 2,57 hari terhadap lama bunga mekar menjadi buah.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 06 Sep 2023 02:33 |
Last Modified: | 06 Sep 2023 02:33 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/15390 |
Actions (login required)
View Item |