PENGARUH TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera L) DALAM RANSUM TERHADAP ORGANOLEPTIK TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)

Devi, Nopitasari and Yosi, Fenita and Kususiyah, Kususiyah (2021) PENGARUH TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera L) DALAM RANSUM TERHADAP ORGANOLEPTIK TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica). Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Text (Thesis)
Naskah Skripsi Devi Nopitasari (E1C017123)_95 (1).pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Coturnix-coturnix japonica banyak diternakan untuk diambil telurnya karena produksi telurnya dapat mencapai 250-300 butir / ekor / tahun. Permintaan konsumen terhadap telur puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah warna kuning telur. Faktor kualitas organoleptik telur yang rendah meliputi warna dari kuning telur cenderung pucat, tekstur kurang kenyal, rasa kurang disukai dan aroma telur amis, peningkatan kualitas organoleptik telur puyuh dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang mengandung antioksidan. Daun kelor sebagai sumber antioksidan alami mengandung karotenoid, selenium, flavonoid dan fenolik yang sekaligus mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 22,75 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera L) dalam ransum terhadap organoleptik telur puyuh (Coturnix￾coturnix japonica). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020 - Februari 2021 di kandang Comercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan penggunaan ransum dilakukan selama 8 minggu. Masing-masing ulangan menggunakan 5 ekor puyuh. Perlakuan : P0 : Ransum tanpa penggunaan tepung daun kelor dan top mix (kontrol), P1 : Ransum mengandung top mix 0,5%, P2 : Ransum mengandung 0,5% tepung daun kelor, P3 : Ransum mengandung 1,5% tepung daun kelor , P4 : Ransum mengandung 2,5% tepung daun kelor. Variabel yang diamati adalah warna yolk, rasa, bau dan tekstur telur masak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor warna kuning telur berkisar 3,73- 4,20, dengan skor tertinggi terdapat pada P2. Skor rasa telur berkisar 3,52-3,62 termasuk dalam skala interval (enak). Skor bau atau aroma telur berkisar 3,22-3,53, pada perlakuan P0 dan P1 menunjukkan skala interval (agak amis), P2 dengan interval (kurang amis) P3 interval (agak amis) dan P4 dengan interval (kurang amis). Skor tekstur telur berkisar 3,03- 3,17, termasuk dalam skala interval (cukup kenyal). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun kelor level 0,5% lebih baik terhadap semua variabel (warna yolk, rasa, bau dan tekstur telur). Level penggunaan tepung daun kelor yang lebih tinggi 1,5%-2,5% tidak meningkatkan organoleptik telur puyuh. Penggunaan 0,5% tepung daun kelor dapat menggantikan top mix tanpa menurunkan organoleptik telur puyuh.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Animal Science
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 07 Sep 2023 02:50
Last Modified: 07 Sep 2023 02:50
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/15497

Actions (login required)

View Item View Item