ANALISIS PERENCANAAN, PENGADAAN DAN DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI UNTUK PUSKESMAS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BENGKULU UTARA

Girsang, Bakti and Willy, Abdillah and Praningrum, Praningrum (2024) ANALISIS PERENCANAAN, PENGADAAN DAN DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI UNTUK PUSKESMAS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BENGKULU UTARA. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
Tesis Bakti Girsang_compressed.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini mengaplikasikan teori manajemen logistik obat, yang merupakan proses pengelolaan yang strategis mengenai pengadaan, distribusi dan penyimpanan obat dalam upaya mencapai kinerja yang optimal. Pengelolaan obat merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan obat dapat terwujud dengan baik apabila didukung dengan kemampuan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem. Tujuan utama pengelolaan obat Kabupaten/Kota adalah tersedianya obat yang berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di unit pelayanan Kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan, yakni mengetahui manajemen pengelolaan perbekalan farmasi untuk puskesmas meliputi tahap perencanaan, pengadaan dan distribusi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara. Manajemen pengelolaan obat merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan serta dukungan manajemen organisasi, pendanaan, manjemen informasi dan sumber daya manusia yang saling terkait satu dengan lainnya (Quick, et al., 2012). Manajemen logistik obat merupakan suatu siklus pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) mulai dari seleksi, pembelian, distribusi dan penggunaan. Instalasi farmasi pemerintah di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota mempunyai peran penting dalam mendistribusikan obat dan BMHP sampai ke fasilitas kesehatan dasar, termasuk mendistribusikan obat-obat program (Kemenkes, 2016). Tujuannya adalah menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan perbekalan farmasi dan bahan medis habis pakai yang efesien. Pengelolaan obat yang lemah akan mengakibatkan kekacauan dalam siklus manajemen secara keseluruhan, yang menimbulkan dampak seperti pemborosan, tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak dan lain sebagainya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan campuran (kautitatif dan kualitatif). Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner, wawancara dan data dokumentasi. Responden penelitian ini adalah pengelola perbekalan farmasi di 22 puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara dan pengelola perbekalan farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara, diambil dengan purposive sampling. Metode analisis data digunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Berdasarkan penelitian lapangan, diperoleh hasil bahwa: (1) Perencanaan kebutuhan obat dalam manajemen perbekalan farmasi puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara sudah dilaksanakan sesuai dengan tahapan perencanaan. Perencanaan kebutuhan obat puskesmas sudah dilakukan oleh tim terpadu. Namun masih ada yang belum dilaksanakan secara optimal, pada tahap proyeksi kebutuhan dan penyesuaian perlu ditingkatkan lagi. Demikian juga analisa dokumen RKO dan LPLPO ditemukan bahwa ketepatan perencanaan belum maksimal, masih ada obat tertentu direncanakan berlebih dibandingkan dengan kebutuhan. Perencanaan kebutuhan obat pada umumnya berdasarkan konsumsi tahun sebelumnya; (2) Pengadaan perbekalan farmasi puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan yang diusulkan puskesmas melalui dokumen RKO (Rencana Kebutukan Obat). Dinas Kesehatan melakukan pengadaan obat melalui e-purchasing berdasarkan e-catalogue, dan jika obat tidak ada di e catalogue, maka dilakukan dengan metode lainnya pengadaan langsung dan tender; dan (3) Pendistribusian obat dalam manajemen perbekalan farmasi puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara sudah dilaksanakan sesuai jadwal, yakni 4 kali dalam setahun (triwulanan). Namun, terkadang pelaksanaannya belum tepat waktu, walaupun sudah memiliki jadwal. Jenis dan Jumlah obat yang didstribusikan tidak semuanya bisa di penuhi, tergantung pada stok yang ada di gudang farmasi. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, beberapa saran yang dapat diberikan adalah: (1) Setiap puskesmas memiliki program pengobatan yang bisa berbeda satu sama lainnya. Oleh karenanya, Dinas Kesehatan hendaknya mengakomodir semua rencana obat yang dibutuhkan oleh puskesmas untuk mendukung layanan Kesehatan kepada masyarakat; (2) Pengadaan obat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebagaimana usulan puskesmas. Peninjauan kembali hendaknya dilakukan dengan sebaik mungkin, dengan memperhatikan usulan dan data pemakaian yang benar- benar akurat dari tiap-tiap puskesmas.karena ini akan mempengaruhi jenis dan jumlah obat yang akan dibeli; dan (3) Pendistribusian obat di puskesmas hendaknya dibuat lebih tepat waktu, sehingga kekosongan obat di puskesmas tidak terjadi. Untuk memudahkan pemantauan obat yang kosong ataupun obat yang berlebih di puskesmas disarankan membuat suatu aplikasi atau sistem inventory.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Manajemen
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 15 Feb 2024 02:38
Last Modified: 15 Feb 2024 02:38
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/17531

Actions (login required)

View Item View Item