Adiguna Putra, Jansen and Kamaludin, Darta Hadi and Nurna, Anwar (2024) ANALISA DAMPAK COVID-19 TERHADAP LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA SEBELUM DAN SELAMA MASA PANDEMI. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
TESIS JANSEN_compressed.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (1MB) |
Abstract
Perkembangan dunia perbankan tidak lepas dari dampak perkembangan dunia global yang sedang terjadi. Pada Desember 2019, sebuah wabah baru dilaporkan telah terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Februari 2020, WHO menamai wabah tersebut sebagai coronavirus disease 2019 atau covid 19 (Sohrabi et al., 2020; Zu et al., 2020). Penyebaran pandemi Covid 19 telah mengakibatkan bencana dibidang keuangan dan ekonomi global saat kemunculannya dianggap sebagai ujian terbesar dari sistem keuangan sejak terjadinya krisis keuangan global 2008-2009 (Barua & Barua, 2021). Dalam sektor perbankan global, kemunculan pandemi Covid 19 telah membahayakan kinerja keuangan dan stabilitas keuangan Bank termasuk risiko likuiditas dan risiko kredit macet (Elnahass et al., 2021). Dampak sistemik ekonomi ini pun tentunya akan terasa hingga perbankan di Indonesia. Salah satu kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia yang berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendukung Perbankan nasional dan Sektor riil yang terdampak Pandemi Covid 19 agar tetap bisa bertahan berdasarkan PP nomor 23 Tahun 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 adalah dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bentuk program PEN bagi perbankan yaitu dilakukannya penempatan dana oleh Pemerintah kepada perbankan yang terdampak restrukturisasi kredit sesuai POJK nomor 11/POJK.03/2020. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk melihat dampak sebelum dan selama masa Covid 19 terhadap kinerja perbankan. Penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan hasil berbeda-beda, tidak konsisten dan belum representatif terhadap kondisi yang dialami oleh seluruh perbankan. Mempertimbangkan krisis terhadap perbankan yang pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya, Bank-Bank besar sebenarnya lebih siap dan lebih ulet dalam menghadapi pandemi karena mereka memiliki permodalan yang lebih kuat, cakupan operasional bisnis yang lebih luas, kekuatan jaringan dan teknologi yang lebih baik sehingga lebih tahan terhadap guncangan ekonomi sedangkan Bank- bank yang paling sensitif terhadap guncangan Covid 19 adalah bank yang lemah dalam permodalan, profitabilitas lemah dan kualitas portofolio kredit yang buruk (Korzeb & Niedziolka, 2020; Marcu, 2021). Mayoritas Bank Pembangunan Daerah permodalannya masih termasuk dalam kategori Buku 2. Pemilihan metode kuantitatif komparatif dalam penelitian ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari suatu fenomena yaitu pandemi Covid 19 terhadap likuiditas dan profitabilitas seluruh Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan membandingkan data pada masa sebelum Covid 19 dan selama masa Covid 19. Pengambilan data pada waktu sebelum Covid 19 yaitu data laporan keuangan bulanan Bank Pembangunan Daerah yang dimulai dari bulan Maret 2019 sampai dengan bulan Desember 2019. Sedangkan untuk data selama masa Covid 19 dimulai dari laporan bulanan Bank Pembangunan Daerah bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Desember 2020. Hasil uji Paired Sample T-test dan uji Wilcoxon menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja likuiditas yang diprosikan oleh rasio RIM, ALNCD, dan ALDPK, sedangkan pada kinerja profitabilitas yang diproksikan oleh rasio ROA dan ROE menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerjanya sebelum dan selama masa Covid 19. Hasil penelitian ini juga membuktikan pernyataan penelitian yang dilakukan oleh Rizwan et al (2020) yang menyatakan bahwa kinerja likuiditas merupakan indikator kinerja keuangan yang paling terdampak oleh pandemi Covid 19 serta penelitian yang dilakukan oleh Korzeb & Niedziolka (2020) dan Marcu (2021) yang menyatakan bahwa Bank yang lemah dalam permodalan lebih sensitif terhadap guncangan ekonomi akibat Covid 19. Dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah Bank Pembangunan Daerah agar selalu dapat menjaga alat likuidnya untuk mengantisipasi penarikan dana khususnya jika terjadi guncangan ekonomi. Untuk menjaga profitabilitas, Bank Pembangunan Daerah harus dapat menjaga Captive Market nya yang merupakan strong point dari dari kinerja Bank Pembangunan Daerah agar tidak diambil oleh pesaing dan menjadi Bank Regional Champion di daerahnya sendiri. Bank Pembangunan Daerah juga harus meningkatakan permodalannya yang dapat berfungsi sebagai bumper dalam menopang risiko likuiditas dan risiko profitabilitas serta syarat utama untuk pengembangan bisnis Bank. Kebijakan pemerintah dan regulator sudah cukup cepat dan efektif dalam upaya mengurangi dampak dari pandemi Covid 19. Penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sangat membantu Bank Pembangunan Daerah dalam menjaga likuiditasnya. Sebagaimana pandemi Covid 19 telah mengakibatkan gangguan ekonomi pada skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kebijakan pemerintah maupun regulator bisa menjadi satu-satunya yang dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap ekonomi (Demir & Ozturk, 2021). Di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih, ditambah dengan resiko kredit bermasalah yang cukup besar, penguatan permodalan bagi Bank Pembangunan Daerah menjadi sangat diperlukan. Kuatnya permodalan dapat menjadi bumper dalam menopang risiko likuiditas dan risiko profitabilitas serta sebagai syarat utama untuk pengembangan bisnis Bank.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Postgraduate Program > Magister Manajemen |
Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
Date Deposited: | 19 Feb 2024 08:19 |
Last Modified: | 19 Feb 2024 08:19 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/17591 |
Actions (login required)
View Item |