Rahmadani Putri, Dinda and Berto, Usman and Ridwan, Nurazi (2022) PENGARUH FINANCIAL LITERACY, FINANCIAL SELF EFFICACY, DAN FINANCIAL TECHNOLOGY TERHADAP FINANCIAL INCLUSION PADA PENGGUNAAN LAYANAN PEMBAYARAN DIGITAL SHOPEE PAY DI BENGKULU. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
SKRIPSI DINDA RAHMADANI PUTRI C1B018039_compressed.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (1MB) |
Abstract
Individu yang mempunyai tingkat literasi keuangan yang rendah akan mudah dibohongi dalam menggunakan uangnya dan sebaliknya (Lestari, 2015). Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa peningkatan literasi keuangan akan diikuti oleh pertumbuhan indeks inklusi keuangan. Namun, tingkat literasi keuangan masyarakat masih terpaut jauh dengan indeks inklusi keuangan. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan didukung tingkat penetrasi internet yang pesat, menimbulkan beberapa layanan keuangan digital yang mempermudah masyarakat untuk mendapat layanan keuangan yang disebut financial technology. Teknologi keuangan paling popular di Indonesia adalah kategori sistem pembayaran dengan angka mencapai 38% (Fintechnews, 2018). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017), semakin meningkatnya penggunaan financial technology menjadi salah satu pendorong untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional. Self-efficacy dapat dikaitkan dengan konteks keuangan dan bisa disebut financial self-efficacy atau efikasi diri pada keuangan. Efikasi diri pada keuangan apabila mendasari dari konsep Bandura (1978) adalah keyakian diri seseorang atas kemampuannya dalam mengatur dan melakukan tindakan berupa penggunaan produk dan layanan keuangan untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi inklusi keuangan antara lain financial literacy, financial technology, dan financial self-efficacy. Ada 4 dimensi dari literasi keuangan yang bepengaruh terhadap inklusi keuangan yaitu attitude, behavior, knowledge, dan skill (Bongomin et al., 2017). Ada satu dimensi dari financial self-efficacy yang dapat mempengaruhi inklusi keuangan yaitu generalitas (Bandura, 1978). Metode Technology Acceptance Model (TAM) digunakan dengan tujuan untuk membuat prediksi tentang penerimaan dan penggunaan teknologi informasi sistem yang baru serta kemampuan beradaptasi pengguna (Davis, 1989). Dua dimensi dari financial technology yang dikembangkan oleh Davis (1989) yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay masyarakat Bengkulu, apakah efikasi diri pada keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay masyarakat Bengkulu, dan apakah teknologi keuangan berpengaruh terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay masyarakat Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016, p. 8) metode kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner online. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan layanan pembayaran digital Shopee Pay. Penelitian ini memiliki 37 pertanyaan yang diberikan kepada responden. Jumlah responden dalam penelitian ini yang diolah adalah sebanyak 323 responden. Analisis dalam penelitian ini menggunakan SPSS 25.0 for window. Hasil penelitian menggunakan SPSS menunjukan bahwa: (1) literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay. (2) efikasi diri pada keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay (3) teknologi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi keuangan pada pembayaran digital Shopee Pay Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semakin tinggi tingkat financial literacy, financial self-efficacy, financial technology maka akan semakin tinggi pula tingkat inklusi keuangan. Saran praktis dalam penelitian diharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia bersama dengan perusahaan penyedia produk dan layanan jasa keuangan harus melakukan kegiatan bersifat sosialisasi untuk meningkatkan literasi keuangan, mendemostrasikan petunjuk cara penggunaan layanan keuangan pembayaran seluler dan manfaat yang didapatkan kepada masyarakat terkhusus provinsi Bengkulu. Diharapkan agar penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Economy > Department of Management |
Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
Date Deposited: | 21 Feb 2024 08:17 |
Last Modified: | 21 Feb 2024 08:17 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/17658 |
Actions (login required)
View Item |