HUBUNGAN SOSIAL ETNIS TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DALAM SEKTOR EKONOMI (Studi Pada Etnis Tionghoa di Kota Bengkulu)

Hadi, Mengsen and Heri, Sunaryanto and Sayfulloh, Sayfulloh (2011) HUBUNGAN SOSIAL ETNIS TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DALAM SEKTOR EKONOMI (Studi Pada Etnis Tionghoa di Kota Bengkulu). Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIB.

[img] Text
PDF MENGSEN HADI.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (4MB)

Abstract

Etnis Tionghoa di Indonesia secara umum seringkali mendapat perlakuan diskriminatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia secara umum. Mereka di anggap masyarakat asing yang tidak memiliki jiwa nasionalis terutama pada masa pemerintahan orde baru hingga titik puncak konflik nasioanl pada Mei 1998. Namun, di Kota Bengkulu etnis Tionghoa hidup tentram dengan masyarakat Pribumi tanpa perilaku diskriminatif oleh masyarakat Pribumi Kota Bengkulu. Tujuan penelitian adalah untuk melihat dan memberikan analisis secara komprehensif mengenai hubungan sosial etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi dalam sektor ekonomi di Kota Bengkulu. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif Kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi non-partisipant, dan studi pustaka. Hasil penelitian yang di dapat: hubungan sosial asosiatif pada bentuk 1)Kerjasama, terjadi dalam bentuk distribusi barang manisan, bengkel motor, depot air minum dan penyuplai air baku. 2) Akomodasi, meliputi sikap mengalah atau menghindar, musyawarah, mediasi, peneyelesaian masalah melalui jalur hukum dihindari untuk menghindari konflik yang lebih rumit. 3) Asimilasi, meliputi pengadopsian tehnik, sistem dan falsafah ekonomi etnis Tionghoa oleh masyarakat Pribumi dan 4) Akulturasi, meliputi penggunanan bangunan ruko oleh masyarakat sebagai tempat usaha dan tempat tinggal, penjualan dan penyajian Mie Pangsit gaya Pribumi yakni dengan sendok dan lesehan. Asimilasi merupakan bentuk hubungan yang paling dominan terjadi karena adanya pandangan jika etnis Tionghoa adalah pelaku ekonomi yang sukses sehingga banyak masyarakat Pribumi yang meniru. Hubungan sosial disosiatif yakni : 1) Persaingan, terjadi pada pedagang manisan, toko elektronik, toko alat bangunan, usaha warnet. 2) Kontravensi dalam bentuk ketakutan, dendam dan pandangan buruk pada masyarakat Pribumi sebagai pemalas dan tidak jujur dan 3) Pertentangan banyak terjadi pada perdagangan baik makanan, alat bangunan, toko elektronik. Hubungan disosiatif yang ada umumnya hanya bersifat personal sehingga tidak berpengaruh negatif terhadap hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi Kota Bengkulu secara umum. Pada kegiatan ekonomi ada dua bentuk : 1) Kerjasama modal usaha, seperti kerjasama modal usaha bengkel motor, pendirian bangunan ruko. 2)Pinjaman modal, mereka lebih mengutamakan memberikan pinjaman kepada sesama pengusaha dengan sistem peminjaman 1-5 juta dilakukan tanpa agunan lebih pada trust dan surat perjanjian, sedangkan pinjaman di atas 5 juta rupiah selain trust dan surat perjanjian juga ditambah agunan sebagai jaminan. Kejujuran, kepercayaan dan loyalitas menjadi faktor utama penentu keberhasilan hubungan antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi di Kota Bengkulu dalam sektor ekonomi.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: J Political Science > JF Political institutions (General)
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology
Depositing User: 014 Abd. Rachman Rangkuti
Date Deposited: 20 Nov 2013 00:33
Last Modified: 20 Nov 2013 00:33
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1777

Actions (login required)

View Item View Item