RACHMI, ADE MULYA PAYUNGTE and Sudirman, Sitepu and Herlita, Eryke (2023) TINJAUAN PSIKOLOGI KRIMINAL TERHADAP PELAKU EKSHIBISIONISME YANG TERJADI DI WILAYAH HUKUM KEPAHIANG. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Text (Thesis)
SKRIPSI - RACHMI ADE M.P - B1A018036 - Rachmi A.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (3MB) |
Abstract
Perbuatan ekshibisionisme merupakan perbuatan seksual yang tidak wajar. Ekshibisionisme merupakan perilaku menyimpang dimana pelaku mempertunjukkan alat kelaminnya untuk memperoleh kepuasaan yang ia inginkan, hal ini memiliki dampak negatif untuk pelaku dan korbannya. Urgensi penelitian ini adalah bahwa perbuatan ekshibisionisme tidak hanya dapat dipandang sebagai perbuatan yang melanggar hukum pidana saja, karena perbuatan ekshibisionisme ini dipengaruhi oleh keadaan-keadaan khusus yang bersifat psikologis yang berujung menjadi perbuatan kriminal yang harus dicari faktor penyebabnya melalui psikologi kriminal. Selain itu, penelitian ini pentng karena kasus ekshibisionisme yang terjadi di Kepahiang sudah cukup banyak, tetapi dalam upaya penanggulangan yang dilakukan oleh APH masih belum maksimal. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kepahiang karena terdapat 4 kasus yang terjadi di Kabupaten Kepahiang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab pelaku melakukan perbuatan ekshibisionisme ditinjau dari psikologi kriminal dan untuk mengetahui upaya penanggulangan yang dilakukan oleh APH dan BMA Adat Desa Sosokan Baru Kabupaten Kepahiang terhadap kasus ekshibisionisme yang terjadi. Adapaun jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab pelaku melakukan perbuatan ekshibisionisme dikarenakan terjadi proses belajar yang salah dari lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, dan pengalaman masa lalu yang buruk sehingga menimbulkan penyimpangan seksual. Selain itu, relasi seksual yang tidak mampu memenuhi hasrat seksual pelaku menimbulkan penguatan dan pengkondisian yang negatif sehingga menyebabkan pelaku melakukan penyimpangan seksual. Kemudian terkait dengan upaya penanggulangan kejahatan, APH belum melakukan upaya preventif secara khusus terhadap kasus ekshibisionisme. Adapaun untuk upaya represif, APH melakukan tugas dan fungsinya masing-masing, seperti penyidik yang melakukan proses penyidikan dan penyelidikan, jaksa melakukan proses penuntutan dan hakim melakukan proses pemeriksaan di persidang dan mengadili seadil-adilnya pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science |
Depositing User: | irma rohayu |
Date Deposited: | 26 Jun 2024 02:15 |
Last Modified: | 26 Jun 2024 02:15 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/18568 |
Actions (login required)
View Item |