Nainggolan, Afni and Tamrin, Bangsu and Sri, Putri Permata (2009) ANALISIS FENOMENA CERAI GUGAT (Studi Kasus Cerai Gugat Kota Bengkulu). Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIB.
Text
AFNI NAINGGOLAN-2.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (1MB) |
Abstract
Perceraian di masa sekarang ini tampaknya telah menjadi suatu fenomena yang umum di masyarakat, karena situasi dan kondisi masyarakat saat ini juga telah berubah, berbeda jauh dengan kondisi masyarakat sebelumnya. Keterbatasan aturan- aturan hukum kemungkinan terjadinya perceraian, kurang adanya penolakan dari agama-agama terhadap proses perceraian, dan mulai hilangnya stigma sosial untuk mereka yang bercerai, merupakan kondisi-kondisi yang mendorong meningkatnya angka peceraian dimasyarakat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perceraian gugat di Kota Bengkulu. Penelitian ini bertipe deskripsi dengan mengutamakan penjelasaan suatu peristiwa tertentu yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview). Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Adapun informan yang dijadikan sasaran penelitian ini adalah wanita yang menggugat cerai suaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fenomena istri yang kian berani menggugat cerai suami (cerai gugat) itu terlihat dari data di Pengadilan Agama Kota Bengkulu bahwa setiap tahun jumlah istri yang menggugat cerai suaminya mengalami peningkatan. Penyebab istri menggugat cerai suami di antaranya, kian banyak istri yang menjadi wanita karir dan penghasilan istri lebih besar. Penyebab lainnya, istri tidak sabaran dan menuntut hal-hal yang melebihi kemampuan suaminya seperti uang belanja. Tapi, banyak pula yang disebabkan suami yang mata keranjang, banyak tingkah, dan senang jalan dengan wanita lain sehingga menimbulkan menipisnya rasa cinta antara suami istri. Tingginya permintaan gugat cerai isteri terhadap suami, karena kaum perempuan merasa mempunyai hak yang sama dengan lelaki, hak perempuan saat ini juga sudah diatur dalam Undang-Undang sehingga perempuan sudah mulai berani untuk menggugat cerai suaminya apabila suaminya melakukan tindakan kekerasan terhadap istri. Pendidikan perempuan juga sudah tinggi, sehingga banyak perempuan sudah sudah mandiri dan tidak lagi mengharapkan suami. Apabila ada masalah dalam keluarga maka istri tidak sungkan lagi untuk menggugat cerai suaminya.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JF Political institutions (General) |
Divisions: | Faculty of Social & Politics Science > Department of Social Welfare |
Depositing User: | 014 Abd. Rachman Rangkuti |
Date Deposited: | 23 Nov 2013 00:19 |
Last Modified: | 23 Nov 2013 00:19 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1864 |
Actions (login required)
View Item |