KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL DOKTER PADA PASIEN ANAK (Studi pada dokter rawat inap ruang C2 Melati Anak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu)

Pratiwi , Anik and Heri, Supriyanto and Rasianna, Br Saragih (2010) KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL DOKTER PADA PASIEN ANAK (Studi pada dokter rawat inap ruang C2 Melati Anak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu). Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIB.

[img] Text
Yunita Luliana Siagian (komunikasi) FE-2.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (5MB)

Abstract

Dokter sebagai seorang yang lebih tahu mengenai masalah medis. Upaya untuk meningkatkan pelayanan dokter adalah dengan meningkatkan keterampilan komunikasi. Komunikasi dokter dengan pasien anak membutuhkan teknik khusus agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh anak-anak, baik secara verbal maupun non verbal. Proses komunikasi yang efektif akan berdampak secara psikologis pada pasien, memberikan efek positif pada pemulihan kesehatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang digunakan oleh dokter baik verbal maupun non verbal pada pasien anak untuk memberikan efek positif pada anak (rasa nyaman, tenang, rasa percaya anak, mengurangi kecemasan dan perubahan sikap) dan untuk mengetahui hambatan yang terjadi ketika berlangsungnya komunikasi verbal dan non verbal dokter pada pasien anak. Data penelitian diperoleh melalui tahapan wawancara mendalam dengan informan, observasi, dan dokumentasi. Hasil analisis data diuji keabsahannya dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan verbal dokter yaitu ucapan, nasehatnasehat yang diberikan dokter pada pasien anak. Menggunakan bahasa yang dimengerti dan dipahami, oleh karena itu dokter memiliki perbendaharaan katakata yang digunakan ketika berkomunikasi dengan anak. Selain itu, bahasa verbal diucapkan dengan lembut, jelas dan ringkas. Komunikasi non verbal dokter yaitu kinesik berupa ekspresi wajah dan kontak mata, haptik berupa sentuhan dan mengelus-ngelus atau memegang anggota tubuh pasien, proksemik berupa proksemik jarak, proksemik ruang, dan proksemik waktu, paralinguistik berupa cara berbicara, dan artifak yang ditunjukkan berupa pakaian yang dikenakan oleh dokter. Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien adalah hambatan psikologis karena kondisi atau keadaan pasien, seperti rewel, cengeng, dalam keadaan sakit dan perasaan takut pasien. Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan dalam proses berlangsungnya komunikasi. Hambatan tersebut adalah lingkungan fisik yang berupa kondisi ruangan dan suasana ruangan yang kurang memadai.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Communication
Depositing User: 012 Adek Adek
Date Deposited: 23 Nov 2013 15:28
Last Modified: 23 Nov 2013 15:28
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1918

Actions (login required)

View Item View Item