PERKAWINAN HAMIL DILUAR NIKAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DI KOTA BENGKULU

Yenni, Hersirona and Akhmad, Muslih and M.Darudin, Darudin (2019) PERKAWINAN HAMIL DILUAR NIKAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DI KOTA BENGKULU. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Text (Thesis)
SKRIPSI FIX.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa penyebab terjadinya perkawinan hamil diluar nikah yang ada di kota Bengkulu berasal dari faktor internal yang ada didalam diri pelaku tersebut seperti kurangnya pengetahuan tentang baik buruk nya dampak perbuatan yang mereka lakukan, sikap dan kepribadian mereka yang sejak kecil tidak adanya pengaturan atau pembatasan yang dilakukan oleh pihak keluarga dan kedua orang tua sehingga mereka bebas melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi, dan faktor eksternal seperti contoh perilaku buruk dan tidak sehat dari orang-orang dimana mereka tinggal dan bergaul yang bisa menjadi pengaruh sangat besar terhadap perilaku menyimpang dari para pelaku seperti melakukan perbuatan zina yang menyebabkan kehamilan diluar nikah tersebut. Dan status anak dari perkawinan hamil diluar nikah tidak dinasabkan kepada bapak biologis melainkan kepada ibu dan keluarga ibunya, Tidak ada hubungan saling mewarisi antara bapak biologis dengan anak hasil perkawinan hamil diluar nikah dan Anak perempuan dari hasil perkawinan hamil diluar 73 nikah tidak memiliki bapak dan apabila ingin menikah tidak memiliki wali sehingga wali nya adalah wali hakim. 2. Perkawinan hamil diluar nikah dimana wanita hamil tersebut dinikahi oleh laki-laki yang menghamilinya dianggap sah dan diperbolehkan oleh hukum Islam dan juga dibenarkan berdasarkan Pasal 53 Kompilasi Hukum Islam, sedangkan perkawinan wanita hamil diluar nikah dengan laki-laki yang bukan menghamilinya menurut hukum Islam tidak diperbolehkan akan tetapi tetap bisa dan sah dilaksanakan apabila perkawinan tersebut dilakukan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan oleh ajaran agama Islam, namun pasangan suami isteri yang telah menikah tersebut tidak diperbolehkan melakukan hubungan intim sebagai suami isteri terlebih dahulu sampai anak yang dikandung oleh wanita hamil itu dilahirkan dan menunggu sampai wanita tersebut mengalami satu kali haid

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Department of Law Science
Depositing User: Irma Rohayu, S.IPust
Date Deposited: 22 Aug 2024 03:04
Last Modified: 22 Aug 2024 03:04
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/20353

Actions (login required)

View Item View Item