PRODUKTIVITAS MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (hermetia illucens) PADA MEDIA TUMBUH KULIT NANGKA DAN KEPALA IKAN TERI

Philip, Ananda Peranginangin and Nurmeiliasari, Nurmeiliasari and Heri, Dwi Putranto (2023) PRODUKTIVITAS MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (hermetia illucens) PADA MEDIA TUMBUH KULIT NANGKA DAN KEPALA IKAN TERI. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
SKRIPSI - Philip Ananda Peranginangin - Philip Ananda Perangin-angin.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

akan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ternak yang dibudidayakan. Permasalahan pakan yang mahal dapat diatasi dengan pemanfaatan sumber protein dari serangga. Maggot BSF adalah pakan asal serangga yang kaya protein dan lemak yaitu protein sebesar 40%-50% dan lemak sebesar 27,36% (Harlystiarini, 2017). Maggot BSF dapat diproduksi secara mudah dengan menggunakan limbah bahan organik dan cepat tergantung pada kualitas dan kuantitas media tumbuh. Proses produksi maggot adalah dengan teknik daur ulang sampah organik adalah dengan metode biokonversi. Organisme yang berperan dalam proses biokonversi ini adalah larva serangga. Dalam penelitian ini bahan limbah yang digunakan sebagai media tumbuh atau pakan maggot berupa kulit nangka dan kepala ikan Teri. Kulit nangka dan kepala ikan Teri merupakan bahan limbah yang tersedia sepanjang tahun, mudah didapatkan dan murah harganya namun kurang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas maggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) pada media tumbuh kulit nangka dan kepala ikan Teri Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022 di Rumah maggot Tugu Hiu dan Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 3 ulangan masing-masing ulangan berisi 200 ekor maggot BSF sehingga total jumlah maggot adalah 2.400 ekor maggot BSF umur 5 hari. P0 = kulit nangka 100% (2000 gram), P1 = kulit nangka 90%, kepala ikan Teri 10% (1800 gram : 200 gram), P2 = kulit nangka 80%, kepala ikan Teri 20% (1600 gram : 400 gram), dan P3 = kulit nangka 70%, kepala ikan Teri 30% (1400 gram : 600 gram). Variabel yang diamati adalah berat badan maggot dan panjang badan maggot. Pakan yang diberikan berupa 2000 gram media/biopond. Pengukuran maggot dilakukan sebanyak 4 kali pada lama pemeliharaan 20 hari. Maggot diukur dan diamati panjang dan beratnya setiap 5 hari sekali, dengan cara mengambil 5 maggot per ulangan secara acak kemudian diukur panjang dan beratnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa produktivitas maggot Black Soldier Fly pada media tumbuh kulit nangka dan kepala ikan Teri berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang maggot. Pengukuran ke-1 dilakukan pada awal penelitian panjang maggot di awal penelitian relatif seragam yaitu + 2 mm/ekor maggot. Pada pengukuran ke-2 ditemukan bahwa kulit nangka dan kepala ikan Teri meningkatkan panjang maggot (P<0,05). Semakin tinggi level pemberian kepala ikan Teri maka semakin panjang maggot yang dihasilkan. Pengukuran ke 3, 4, dan 5 menunjukkan pola respon terhadap perlakuan yang sama. Penambahan kepala ikan Teri pada media dapat meningkatkan panjang maggot. Pemberian 20% dan 30% kepala ikan Teri memberikan hasil berupa panjang maggot yang relatif sama (P<0,05). Data penimbangan maggot pada awal penelitian menunjukkan berat maggot yang seragam yaitu 0,004 gram/ekor maggot. Pada penimbangan ke-2 yaitu hari ke 5 pemeliharaan didapatkan berat maggot pada media kulit nangka (P0) dan kombinasi penambahan kepala ikan Teri 10% (P1) adalah sama (P>0,05). Selain dua perlakuan tersebut, kulit nangka dan penambahan kepala ikan Teri 20% memberikan hasil berat maggot yang lebih tinggi dari pada perlakuan P0 dan P1. Berat maggot tertinggi didapat pada pemberian kepala ikan Teri 30% yaitu perlakuan P3. Pada penimbangan ke-3 ditemukan pola yang sama yaitu P0 dan P1 memiliki berat maggot yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Tetapi berat maggot P0 berbeda dengan berat maggot pada P2 dan P3, pemberian kepala ikan Teri 20% (P2) dan 30% (P3) memberikan hasil berat maggot yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Pada penimbangan ke-4 ditemukan pola yang berbeda yaitu P0 memiliki berat maggot yang berbeda nyata (P<0,05) dengan P1, P2, dan P3. Sedangkan berat maggot di P1 berbeda nyata dengan P3 tetapi berbeda tidak nyata dengan P2. Sedangkan P2 memiliki berat yang berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan berat maggot P3. Penimbangan ke-5 pada media tumbuh kulit nangka dan kepala ikan Teri berpengaruh tidak nyata terhadap berat maggot (P>0,05). Data yang diperoleh pada penimbangan maggot ke 2, 3, dan 4 pemeliharaan pada perlakuan kulit nangka dan kepala ikan Teri menunjukkan respon berat badan berbeda nyata (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi kulit nangka dan kepala ikan Teri memiliki respon pertumbuhan maggot yaitu panjang maggot yang lebih baik dari pada media tanpa kepala ikan Teri. Data juga menunjukkan bahwa kombinasi media yaitu 80% kulit nangka dan 20% kepala ikan Teri memberikan respon produktivitas yang sama dengan 70% kulit nangka dan 30% kepala ikan Teri.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Animal Science
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 28 Aug 2024 01:45
Last Modified: 28 Aug 2024 01:45
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/20757

Actions (login required)

View Item View Item