KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN BAWAH DI KAWASAN BUKIT BOTAK (HUTAN LINDUNG BUKIT COGONG II) KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN

Ema, Triyani and Wiryono, Wiryono and Guswarni, Anwar (2023) KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN BAWAH DI KAWASAN BUKIT BOTAK (HUTAN LINDUNG BUKIT COGONG II) KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
EMA TRIYANI (E1B016026)-SKRIPSI- - ema triyani.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Tumbuhan bawah merupakan jenis vegetasi yang tumbuh di bawah tegakan hutan kecuali anakan pohon. Tumbuhan bawah meliputi herba, rumput-rumputan, semak belukar dan paku-pakuan. Tumbuhan bawah memiliki peran penting dalam suatu ekosistem, antara lain dalam siklus hara, pengurangan erosi, peningkatan infiltrasi, sebagai sumber plasma nutfah, sebagai obat-obatan, pakan ternak dan satwa hutan. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: ketinggian suatu tempat yang dapat mempengaruhi curah hujan dan suhu udara sehingga menghasilkan kondisi lingkungan yang berbeda, intensitas naungan dan pH tanah. Bukit Botak termasuk dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Cogong II berada di Desa Sukakarya dan Desa Sukorejo Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas ± 53 ha. Kawasan Hutan Lindung Bukit Cogong secara geografis terletak pada 102,87o -102,94o Bujur Timur dan pada 3,12o -3,18o Lintang Selatan. Penelitian tentang identifikasi jenis tumbuhan bawah di kawasan Bukit Botak (Hutan Lindung Bukit Cogong II) Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan bawah di Bukit Botak (Hutan Lindung Bukit Cogong II) Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi mengenai keanekaragaman jenis, komposisi jenis tumbuhan bawah di lokasi penelitian. Pengambilan data menggunakan metode jalur/garis berpetak yaitu membuat dua jalur tegak lurus dengan garis kontur, dan meletakkan bingkai petak (kuadrat) yang berukuran 1 m x 1 m dimana dalam petak tersebut terdapat kotak-kotak kecil berukuran 0,1 m x 0,1 m (1%) dan 0,5 m x 0,5 m (25 %) pada setiap jalur. Jarak antar petak 20 m dan jarak antar jalur 100 m, peletakan plot dilakukan secara sistematis. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada kurva penemuan jenis (Species Accumulation Curve) dimana jumlah kuadrat ditentukan berdasarkan spesies baru yang ditemukan. Penambahan jumlah kuadrat dianggap cukup apabila sudah tidak ditemukan jenis tumbuhan baru pada plot tambahan yang diambil. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 32 jenis tumbuhan bawah dari 21 famili. Spesies yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu: Clidemia hirta (36,16 %), Davallia denticulata (23,02 %), Nephrolepis biserrata (22,91 %), Digitaria ciliaris (12,80 %), dan Lygodium circinatum (9,47 %). Spesies yang memiliki nilai INP terendah yaitu: Begonia obliqua (1,06 %), Selaginella intermedia (1,06 %), Cyanthillium cinereum (0,72%), Selaginella umbrosa (0,65 %) dan Hedera canariensis (0,51 %). Hasil pengamatan faktor lingkungan yang dilakukan di lapangan diperoleh rata-rata suhu udara pada lokasi penelitian yaitu 26 oC–30 oC, kelembaban udara pada ketiga lokasi 69 %-77 %, intensitas cahaya 785,6 lux–1260 lux, dan pH tanah rata-rata 6,2–6,6. Setiap jenis tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang berbeda-beda untuk hidup, dimana mereka hanya menempati bagian yang cocok untuk kehidupannya.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 04 Sep 2024 01:26
Last Modified: 04 Sep 2024 01:26
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/21135

Actions (login required)

View Item View Item