NEMATODA YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN SAWI PUTIH DI KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG

Ahmad, Fauzan and Djamilah, Djamilah and Mimi, Sutrawati (2023) NEMATODA YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN SAWI PUTIH DI KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
SKRIPSI AHMAD FAUZAN E1K017008 - Ahmad Fauzan.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Sawi putih (Brassica pekinensia L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki nilai komersial tinggi dan peluang bisnis yang besar. Sawi putih di Indonesia dikenal dengan sebutan petsai, kubis cina atau sawi jantung. Sawi ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Zat gizi pada tanaman sawi menyebabkan tanaman ini memiliki nilai jual dan prospek yang baik untuk dikembangkan. Dalam usaha budidaya tanaman sawi banyak gangguan yang bisa terjadi, salah satunya yaitu serangan nematoda. Nematoda umumnya menyerang akar tanaman sehingga berdampak langsung bagi pertumbuhan tanaman. Berdasarkan laporan petani terdapat gejala tanaman yang diduga akibat serangan nematoda pada tanaman sawi putih. Survei dan pengamatan gejala yang telah dilakukan pada tanaman sawi di lima lokasi ditemukan gejala berupa tanaman kerdil, daun menguning dan tanaman layu. Gejala tersebut diduga akibat serangan nematoda. Pada sampel tanaman sawi bergejala tersebut ditemukan puru pada akar, dimana gejala tersebut merupakan gejala utama serangan nematoda Meloidogyne. Informasi mengenai genus dan kelimpahan nematoda parasit pada tanaman sawi putih belum banyak dilaporkan terutama di Bengkulu. Informasi tersebut sangat penting sebagai landasan menyusun langkah awal dalam upaya pencegahan serangan nematoda parasit pada tanaman sawi putih. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi nematoda sampai tingkat genus, menghitung kelimpahan, dan menghitung dominasi genus nematoda yang berasosiasi dengan tanaman sawi putih di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Identifikasi nematoda dan kajian bioekologinya sangat diperlukan sebagai dasar penyusunan strategi pengendalian nematoda di lapangan. Penelitian ini dilakukan secara non eksperimen yang terdiri dari berbagai tahap, pertama yaitu pengambilan sampel di lapangan dengan metode purposive sampling, sampel diambil secara diagonal sebanyak 5 titik tiap lahan, setiap titik dibuat petakan berukuran 2 m × 2 m dan dari petakan ini diambil 2 tanaman, sehingga diperoleh 10 tanaman sampel setiap lahannya. Untuk sampel tanah diambil dari perakaran tanaman sawi yang dijadikan sampel sebanyak 100 g per titik, kemudian dikomposit sehingga didapat 500 g sampel tanah tiap lahan. Sampel yang diambil dari lima lokasi survei yang berada di Kecamatan Kabawetan, masing-masing diekstraksi sebanyak 100 g untuk sampel tanah dan 10 g untuk sampel akar. Selanjutnya yaitu proses ekstraksi nematoda dengan metode sentrifuse kemudian dilanjutkan fiksasi nematoda dengan FAA panas, selanjutnya menghitung kelimpahan dan mengidentifikasi nematoda, dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Dari hasil identifikasi ditemukan lima genus nematoda, empat diantaranya merupakan parasit tanaman dan satu non parasit. Nematoda parasit tanaman yaitu Meloidogyne, Tylenchulus, Helicotylenchus, Tylenchus dan nematoda non parasit yaitu Rhabditis. Kelimpahan nematoda pada lima desa di lokasi survei terdapat perbedaan, Desa Bukit Sari memiliki jumlah kelimpahan yang paling tinggi yaitu 266 per 10 g akar dan 68 per 100 g tanah sedangkan Desa Tangsi Duren memiliki jumlah kelimpahan yang paling sedikit yaitu 58 per 10 g akar dan 28 per g tanah. Kelimpahan nematoda di setiap lahan memiliki perbedaan, beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan kelimpahan dan jenis nematoda adalah cara budidaya seperti rotasi tanaman, varietas tanaman, pola tanam, umur tanaman, dan kondisi lingkungan. Genus nematoda parasit yang mendominasi pada tanaman sawi yaitu Meloidogyne dengan 33,7% pada sampel akar dan 11% pada sampel tanah, sedangkan untuk dominasi terendah yaitu Tylenchus dengan 0,30% pada sampel tanah dan tidak ditemukan pada sampel akar. Dominasi Meloidogyne menyebabkan genus ini bisa menjadi hama penting pada tanaman sawi putih di Kecamatan Kabawetan. Serangan nematoda sudah terjadi pada lima desa lokasi penelitian sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa lahan yang berada di Kecamatan yang sama sudah terserang nematoda, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai sebaran nematoda di Desa yang lain pada Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dan perlu dilakukan penelitian untuk mengendalikan nematoda untuk menekan kelimpahannya di lapangan. Berdasarkan ekologi genus nematoda yang ditemukan, rekomendasi pengendalian yang dapat dilakukan oleh petani yaitu sanitasi lahan untuk membuang sisa tanaman dan gulma yang bisa menjadi inang sementara nematoda. Rotasi tanam dengan tanaman yang bukan inang nematoda untuk memutus siklus nematoda. Tetapi rotasi tanaman kurang efektif karena genus nematoda yang ditemukan bersifat polifagus yang memiliki banyak inang. Penggunaan tanaman perangkap seperti orok-orok (Crotalaria juncea) dapat dilakukan karena merupakan tanaman rentan nematoda.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Pests and Diseases
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 18 Sep 2024 02:16
Last Modified: 18 Sep 2024 02:16
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/21498

Actions (login required)

View Item View Item