Andes, Marina and Dwinardi, Apriyanto and Djamilah, Djamilah (2023) INSIDENSI PENGGEREK BATANG PADI KUNING (Scirpophaga Incertulas Walker) DAN KEHADIRAN PARASITOID TELUR DI DESA LALANG LUAS DAN LUBUK CABAU KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
DRAF SIDANG SKRIPSI ANDES (11 August 2023I)(3) - Andes Marlina.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (1MB) |
Abstract
Kebutuhan pangan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Upaya peningkatan sering menghadapai kendala dari hama tanaman. Salah satu hama yang dilaporkan sering menimbulkan kerusakan dan kehilangan hasil panen adalah penggerek batang padi kuning (PBPK), Schirpophaga insertulas. Penggerek batang padi menyerang tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif dengan gejala “sundep” dan pada fase generatif dengan gejala “beluk”. Berbagai teknologi pengendalian hama telah dimanfaatkan untuk mengendalikan populasi PBPK, tetapi kehilangan hasil akibat hama ini masih tinggi. Pengendalian PBPK yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan pestisida kimia sintetik. Pengendalian PBPK dengan insektisida kimia sintetik kurang efektif karena sebagian besar dari fase larva berada di dalam jaringan tanaman dan tidak terjangkau oleh insektisida, sehingga kehilangan hasil masih tinggi. Konsep pengelolaan hama yang ramah lingkungan dilakukan dengan mengupayakan kesehatan tanaman dan mengutamakan bekerjanya faktor pengendali alami dengan menjaga kondisi lingkungan agar mendukung kehidupan musuh alami hama. Pestisida kimia sintetik digunakan hanya bila semua upaya belum mampu menekan populasi hama, termasuk hama PBPK pada tanaman padi. Mengetahui populasi hama di lapangan dan kerusakan yang ditimbulkan sangat diperlukan untuk menentukan status hama di suatu daerah. Publikasi ilmiah PBPK di Bengkulu masih sangat langka, terutama Kabupaten Mukomuko. Oleh karena itu penelitian untuk mengetahui status PBPK di Mukomuko sangat diperlukan. Di lapangan PBPK sering dikontrol oleh musuh alami, terutama parasitoid telur, diantaranya Telenomus rowani Gahan, Trichogramma japonicum Ashamead dan Tetrastichus scoenobii Ferriere. Informasi tentang parasitoid telur penggerek batang padi masih langka di Provinsi Bengkulu. Informasi ini sangat diperlukan untuk dikaji lebih lanjut potensinya dalam pengendalian hama tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Desember 2021. Pengamatan insidensi PBPK, koleksi dan pemeliharaan kelompok telur untuk mengetahui jenis-jenis parasitoid telur dan tingkat parasitasinya dilakukan di Desa Lubuk Cabau dan Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto, Kabupaten MUko-Muko. Parasitoid telur yang didapatkan disimpan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Pada umumnya petani di kedua lokasi penelitian mempraktekkan dua kali musim tanam dalam satu tahun yaitu pada bulan Maret-Juni dan September-Desember. Selama tidak ada tanaman padi, lahan diistirahatkan (bero). Pada dasarnya petani setempat melakukan penanaman serentak dengan sistem tanam jajar legowo 6:1, dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Varietas yang banyak ditanam pada saat penelitian berjalan adalah IR 64. Petak pengamatan ditetapkan secara sengaja, yaitu di areal persawahan di kedua desa, dengan dengan menetapkan masing-masing satu petak pengamatan seluas + 1 Ha. Pengamatan anakan terserang dan kelompok telur PBPK dilakukan pada lajur yang ditentukan dengan membuat tiga transek menggunakan tali rafia sepanjang 50 m pada tiga posisi di maaingmasing desa. Unit dampel adalah 48 rumpun (masing-masing 24 rumpun di sisi kanan dan kiri transek) dan di dalam satu transek diamati 10 sampel. Data dianalisis secara deskriptif dengan menyajikan rerata persen anakan terserang, jumlah telur per transek, dan persen parasitasi dari parasitoid yang ditemukan Data lingkungan (suhu, kelembaban dan curah hujan) diambil dari BMKG Provinsi Bengkulu. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu persen kerusakan tanaman terserang PBPK, identifikasi dan perhitungan jumlah parasitoid terlu PBPK. Infestasi PBPK sudah terjadi pada saat pengamatan pertama (umur tanaman 14 HST). Kehadiran PBPK pertama terlihat dari ditemukannya kelompok telur, larva, dan imago PBPK dan gejala awal sundep. Gejala serangan lebih jelas terlihat berupa sundep (fase vegetatif) dan beluk (fase reproduktif). Kelompok telur tertutup sisik-sisik/bulu-bulu ngengat (imago) berwarna coklat muda. Kelompok telur diletakkan pada bagian ujung daun bendera, pada permukaan atas daun dekat pucuk atau pada permukaan bawah daun dengan ukuran yang beragam dan berwarna kuning kecokelatan (coklat muda). Larva berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna cokelat kekuninga. Tingkat serangan penggerek batang padi kuning (PBPK) pada petak pengamatan di Desa Lubuk Cabau dan Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto sebesar 10,88% dan 9,93% anakan padi teserang, masing-masing di Desa Lalang Luas dan di Desa Lubuk Cabau. Jumlah kelompok telur tertinggi yang ditemukan di kedua Desa yaitu sebanyak 4,3 kelompok telur pada Desa Lubuk Cabau (28 HST) dan 2,7 kelompok telur di Desa Lalang Luas (42 HST). Jumlah total kelompok telur yang ditemukan pada satu musim tanam padi periode September�Desember 2021 di Desa Lubuk Cabau sejumlah 14 kelompok telur dan 10 kelompok telur di Desa Lalang Luas saat tanaman berusia. Hasil pemeliharaan kelompok telur yang dikoleksi dari luar transek ditemukan dua spesies parasitoid. Identifikasi yang dilakukan mengarah pada Famili Eulophidae dan Spesies yang pernah dilaporkan ditemukan di Bengkulu adalah Tetrastichus sp. Spesies ke dua disimpulkan sebagai Telenomus sp. berdasakan alasan yang sama dengan spesies pertama. Total parasitasi oleh Telenomus sp. (Scelionidae) di Desa Lalang Luas yaitu 32,44% dan di Desa Lubuk Cabau sebesar 7,31%. Parasitasi oleh Tetrastichus sp. (Eulopidae) yang ditemukan di Desa Lalang Luas sebesar 25,13% dan di Desa Lubuk Cabau sebesar 15,29%. Jumlah parasitoid di kedua desa lebih rendah dibandingkan dengan jumlah larva neonat yang muncul. Meskipun demikian, parasitoid telur di Desa Lalang Luas dan Desa Lubuk Cabau memperlihatkan kemungkinan peran penting dalam menekan populasi PBPK. Pengamatan lapangan untuk mengetahui dinamikanya sebaiknya dilakukan dalam beberapa musim/tahun agar bisa dilihat dinamika populasi dalam jangka lebih panjang dan dapat melihat hubungannya dengan berbagai faktor lingkungan biotik dan abiotik yang mempengaruhi dinamika populasi PBPK dan bermanfaat untuk pengelolaan hama
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Plant Pests and Diseases |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 21 Oct 2024 01:12 |
Last Modified: | 21 Oct 2024 01:12 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/22688 |
Actions (login required)
View Item |