Welti, Elian Jaya and Dwinardi, Apriyanto and Sempurna, Br. Ginting (2023) PATOGENISITAS Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin ISOLAT BENGKULU UTARA DAN REJANG LEBONG TERHADAP (Sitophilus oryzae L.). Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
SKRIPSI WELTI ELIAN JAYA E1K019022 (1) - Welti Elian Jaya.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (2MB) |
Abstract
Beras dalam penyimpanan sering mengalami gangguan serangga hama. Berbagai jenis serangga hama dapat menyerang dan merusak beras yang berakibat menurunkan kualitasnya selama periode penyimpanan. Pengendalian hama dalam penyimpanan hingga saat ini masih mengandalkan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia secara terus menerus dapat menyebabkan ketahanan hama dan meninggalkan residu pestisida pada padi yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu hama utama gabah dalam penyimpanan adalah kumbang padi, Sitophilus oryzae L. Serangan kumbang padi menyebabkan lubang-lubang kecil pada gabah padi sehingga gabah mudah pecah dan hancur mengakibatkan kerugian ekonomi berupa penurunan berat dan kualitas, seperti penurunan perkecambahan biji, perubahan warna dan rasa, penurunan nilai gizi, dan kontaminasi beras oleh kotoran dan bagian tubuh serangga. Pengendalian S. oryzae di tempat penyimpanan selama ini pada umumnya dilakukan dengan fumigasi, menggunakan insektisida kimia. Fumigan yang banyak digunakan termasuk fosfin dan metil bromida. Beberapa sifat negatif fosfin dan metil bromida semakin mendorong para peneliti untuk mencari alternatif pengendalian hama yang merusak makanan dalam penyimpanan yang lebih aman bagi lingkungan, kesehatan manusia dan tidak menyebabkan resistensi hama. Penggunaan isolat lokal entomopatogen merupakan alternatif yang perlu dikaji untuk mendapatkan isolat atau kombinasinya yang dapat menurunkan tingkat serangan hama pangan dalam penyimpanan. Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin (Sordariomycetes: Hypocreales: Cordycipitaceae) adalah jamur entomopatogen alami yang ditemukan di berbagai ekosistem. Jamur ini tersebar luas di berbagai habitat dari perairan, hutan, dan pertanian dan paling banyak digunakan untuk pengendalian hayati berbagai hama serangga. Kemampuan isolat lokal B. bassiana dalam mengendalikan serangga hama dalam penyimpanan perlu diteliti untuk mendapatkan isolat yang efektif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 hingga Januari 2023 di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Sembilan isolat lokal B. bassiana yang diisolasi dari buah kopi yang terserang penggerek buah, Hypothenemus hampei, di beberapa lokasi di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong dan satu isolat dari tanah diuji patogenisitasnya terhadap S. oryza. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat lokal unggul B. bassisana yang mampu menyebabkan mortalitas tinggi untuk meningkatkan kontrol S. oryzae. Sebanyak sembilan isolat dari perkebunan kopi (BRJBU, BLYBU, BRTBU, ARBBU, KLMBU,), PTJRLB, BBRLB, BMRLB, BJYRLB dan satu dari tanah (BRTBU(t)) dimurnikan pada media PDA dan diperbanyak dengan media padi. Perkembangan koloni jamur B. bassiana pada media PDA pada cawan petri dipantau dengan mengukur diameter koloni menggunakan penggaris mika setiap hari sampai seluruh permukaan media PDA tertutup koloni jamur. Untuk menentukan perkecambahan spora masing-masing isolat, uji viabilitas dilakukan dengan menggunakan media atau tanpa media dengan menambahkan larutan tween 80% dan pada vortex diteteskan pada media atau langsung pada kaca objek. Condia yang berkecambah dan gagal dihitung di bawah mikroskop cahaya. Kumbang mati yang menunjukkan mikosis dicatat sampai hari ke 15 setelah inokulasi. Inokulasi suspensi konidia B. bassiana pada kumbang padi dilakukan dengan menggunakan metode semprot, menggunakan micro-sprayer. Semua perlakuan (isolat) diulang tiga kali. Setiap isolat menggunakan 20 imago kumbang padi (bukan satu kelompok, tidak lahir pada hari yang sama) pada konsentrasi 109 ml-1 konidia isolat tunggal dan kombinasi 2-3 isolat. Perkembangan infeksi diamati dengan menghitung kumbang mati dan pertumbuhan miselia pada permukaan tubuh serangga selama 15 hari setelah inoklasi. Gejala kematian pada S. oryzae mulai muncul pada hari kelima pengamatan dengan perubahan tubuh yang menjadi kaku dan lama kelamaan miselia putih menutupi tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembilan isolat mempunyai daya kecambah yang tinggi. Kesepuluh isolat menghasilkan mortalitas rendah hingga sedang, baik dalam perlakuan isolat tunggal maupun kombinasinya. Mortalitas terendah dihasilkan isolat ARBBU (8,33%) dan tertinggi isolat BRJBU (63%) untuk isolat tunggal. Kombinasi dua atau tiga isolat menghasilkan mortalitas hanya 63% dan 55% atau lebih rendah. Analisis varians untuk kesepuluh isolat (minus kontrol) sangat berbeda (db = 9; F =7,42; P = 0,0001). Delapan isolat dengan mortalitas tertinggi (mortalitas ke1-8) tidak berbeda nyata, meskipun dua isolat yang menyebabkan mortalitas tertinggi (BRJBU dan BBRLB) dan enam isolat lainnya berbeda nyata. Terdapat dua isolat yang menyebabkan kematian terendah (BRTBU dan ARBBU) dan berbeda nyata dengan isolat BRJBU, BBRLB, BRTBU(t), PTJRLB, PTJRLB, dan BMRLB. Sedangkan BRTBU (mortalitas terendah ke-2) tidak berbeda nyata dengan isolat BJYRLB, KLMBU, dan BLYBU. Isolat ARBBU tidak berbeda nyata dengan isolat KLMBU, BLYBU, dan KLMBU. Dalam dua percobaan, kombinasi isolat tidak meningkatkan patogenisitas isolat. Dalam dua percobaan, kombinasi isolat konsisten dalam hal menyebabkan kematian pada kumbang S. oryzae, akan tetapi tidak mampu meningkatkan patogenisitas B. bassiana terhadap S. oryzae seperti yang diharapkan. Kecepatan pertumbuhan koloni tidak selalu berkorelasi dengan viabilitas dan patogenisitas. Isolat BBRLB yang tumbuh paling cepat juga menghasilkan mortalitas tertinggi kedua (dan tidak berbeda signifikan dengan isolat BRJBU). Sebaliknya, isolat KMBLU, meskipun pertumbuhan koloni cepat, memiliki patogenisitas rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk meningkatkan kecepatan perkembangan koloni isolat dengan viabilitas dan patogenisitas tinggi dan sebaliknya meningkatkan patogenisitas isolat yang perkembangan koloninya cepat. Penelitian tingkat laboratorium tentang media alternatif dan faktor lingkungan (kelembaban, suhu, dan siklus iradiasi) diperlukan. Kata kunci : Beauveria bassiana, Sithophilus oryzae, kombinasi isolat, mortalitas
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Plant Pests and Diseases |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 21 Oct 2024 02:05 |
Last Modified: | 21 Oct 2024 02:05 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/22717 |
Actions (login required)
View Item |