PENDUGAAN HERITABILITAS SIFAT PENTING CABAI PERSILANGAN TALANG SEMUT/TIT SUPER

Erviana, Erviana and Dotti , Suryati and Merakati , Handajaningsih (2009) PENDUGAAN HERITABILITAS SIFAT PENTING CABAI PERSILANGAN TALANG SEMUT/TIT SUPER. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
SKRIPSI ERVIANA FE-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (600kB)

Abstract

Heritabilitas sangat penting dalam pemuliaan tanaman dan seleksi karakter kuantitatif tanaman. Efektif atau tidaknya seleksi tanaman yang berdaya hasil tinggi dari sekelompok populasi tergantung dari seberapa jauh keragaman hasil yang disebabkan oleh faktor genetik yang nantinya diwariskan pada turunannya dan seberapa jauh keragaman hasil yang disebabkan oleh faktor lingkungan tanaman. Untuk mengetahui pewarisan sifat penting pada cabai persilangan Talang Semut/Tit Super generasi ke sembilan (F9) yang ditanam di Ultisol, perlu dilihat heritabilitasnya sehingga dapat diketahui apakah sifat tersebut diturunkan atau tidak ke generasi selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi nilai heritabilitas 6 galur harapan cabai persilangan Talang Semut/Tit Super generasi ke sembilan (F9) dan mendapatkan galur yang lebih baik. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai dengan Desember 2007 pada lahan Ultisol yaitu di Desa Batiknau Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara dengan ketinggian 5 m dpl. Penelitian ini menggunakan 6 galur harapan cabai merah dari persilangan Talang Semut / Tit Super yang telah melewati tahap UDHP (Uji Daya Hasil Pendahuluan) dan tahap UDHL (Uji Daya Hasil Lanjutan) yaitu : 21C3, 35C2, 24D2, 10H2, 29I2, 31K1, dan sebagai pembanding digunakan cabai merah keriting (Laris dan Mario) yang merupakan varietas unggul yang sering dibudidayakan petani. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) satu faktor yaitu delapan genotipe cabai dengan tiga ulangan. Untuk menaksir besarnya masing-masing variasi, maka metode yang paling umum digunakan adalah analisis varians (anava). Dengan menggunakan rancangan percobaan dan analisis statistik yang sesuai, besarnya variasi tersebut dapat dihitung. Apabila pada uji Anava terlihat beda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Nilai heritabilitas yang tinggi pada tanaman cabai generasi kesembilan terdapat pada variabel tinggi cabang utama, umur panen, diameter buah, jumlah biji, panjang buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot satu buah. Sedangkan nilai heritabilitas terendah terdapat pada variabel jumlah cabang primer. Secara keseluruhan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai generasi kesembilan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor lingkungan, sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi awal. Dari enam genotipe dan dua varietas yang ditanam genotipe 24D2 dan 29I2 merupakan genotipe yang memiliki diameter buah paling besar, jumlah biji paling banyak, jumlah buah paling banyak, bobot buah per tanaman paling tinggi dan bobot satu buah paling tinggi. Varietas Laris dan Mario memiliki diameter buah paling kecil, jumlah biji sedikit, jumlah buah sedikit, bobot buah per tanaman paling rendah dan bobot satu buah paling rendah.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agronomy
Depositing User: 012 Adek Adek
Date Deposited: 29 Nov 2013 00:08
Last Modified: 29 Nov 2013 00:08
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/2291

Actions (login required)

View Item View Item