RESPON GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR/KIPAS PUTIH TERHADAP FREKUENSI PEMBERIAN AIR

Roza, Elia and Dotti, Suryati and Widodo, Widodo (2007) RESPON GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR/KIPAS PUTIH TERHADAP FREKUENSI PEMBERIAN AIR. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
I,II,III-ELI-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (890kB)
[img] Text
IV,V-ELI-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (890kB)

Abstract

Kedelai merupakan tanaman kacang-kacangan yang cukup penting untuk di kembangkan, menginsgat kedelai merupakan sumber utama protein nabati. Rendahnya produksi kedelai di Indonesia disebabkan oleh rendahnya produktivitas lahan, berkurangnya luas areal penanaman, dan penerapan teknologi budidaya kedelai belum sepenuhnya dilaksanakan. Ketersediaan air pada lahan kering merupakan faktor pembatas dalam usaha pengembangan kedelai dan selalu berubah-ubah, tergantung pada curah hujan, sehingga fluktuasi air tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Untuk meningkatkan produksi kedelai di lahan kering dapat menggunakan varietas yang toleran terhadap kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pertumbuhan dan hasil galur-galur harapan kedelai terhadap frekuensi pemberian air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Januari 2006, di Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Proportion Sample) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah lima galur-galur harapan kedelai dengan dua varietas tetua yaitu : galur 11 AB, galur 13 ED, galur 14 DD, galur 19 BE, galur 25 EC, varietas Malabar, dan varietas Kipas Putih. Faktor kedua adalah frekuensi pemberian air yang terdiri dari : A1, frekuensi pemberian air 2 hari sekali, A2, frekuensi pemberian air 6 hari sekali, dan A3, frekuensi pemberian air 10 hari sekali. Variabel yang diamati dan diukur adalah, tingkat kehijauan daun, umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah buku subur per tanaman, jumlah polong pertanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, panjang akar, bobot brangkasan kering, dan bobot kering akar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa galur 11 AB, 13 ED, 14 DD, dan varietas Malabar memiliki umur berbunga lebih lambat pada pemberian air 6 hari sekali dibandingkan pada pemberian air 2 hari dan 10 hari sekali, sebaliknya galur 25 EC berbunga lebih lambat pada pemberian air 2 hari dan 10 hari sekali, demikian juga galur 19 BE umur berbunga lebih lambat pada pemberian air 10 hari sekali. Varietas Kipas Putih berbunga lebih lambat pada pemberian air 6 hari dan 10 hari sekali. Pemberian air setiap 2 hari sekali menghasilkan tingkat kehijauan daun, jumlah cabang produktif, jumlah buku subur per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, dan bobot biji per tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian air 6 hari dan 10 hari sekali. Galur 13 ED merupakan galur yang memiliki tinggi tanaman tertinggi

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agronomy
Depositing User: 013 Rizky Septika Utami
Date Deposited: 02 Dec 2013 11:58
Last Modified: 02 Dec 2013 11:58
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/2750

Actions (login required)

View Item View Item