KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KUALITAS INTI SAWIT BERDASARKAN KADAR INTI SAWIT PECAH, KADAR KOTORAN INTI SAWIT DAN KADAR AIR INTI SAWIT DI PTPN VII TALO PINO BENGKULU

Sunarto, Sunarto and Meizul , Zuki and Budiyanto, Budiyanto (2007) KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KUALITAS INTI SAWIT BERDASARKAN KADAR INTI SAWIT PECAH, KADAR KOTORAN INTI SAWIT DAN KADAR AIR INTI SAWIT DI PTPN VII TALO PINO BENGKULU. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
I,II,III-SUN-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)
[img] Text
IV,V-SUN-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Kualitas inti sawit yang dihasilkan di PTPN VII Unit Usaha Talo Pino Bengkulu belum memenuhi standar atau norma yang telah ditetapkan perusahaan dan sulit untuk dikendalikan. Berdasarkan data produksi bulan Juli 2004 s.d juni 2005 rata-rata kadar inti pecah 24,03%, sedangkan norma perusahaan adalah maksimal 10%. Rata-rata kadar kotoran inti sawit 13,97%, sedangkan norma perusahaan maksimal 6%. Rata-rata kadar air inti sawit 8,28%, sedangkan norma perusahaan maksimal 7%. Untuk mengendalikan kualitas inti sawit dapat dilakukan dengan mengkaji faktor-faktor penyebab masih rendahnya mutu inti, seperti mutu bahan baku maupun proses pengutipan inti sawit. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji faktor penyebab masih rendahnya kualitas inti sawit pada proses pengutipan inti yang meliputi : 1) Mengkaji faktor penyebab masih tingginya kadar inti pecah pada proses pemecahan biji di Ripple Mill. 2) Mengkaji faktor penyebab masih tingginya kadar kotoran inti pada proses pemisahan basah di Claybath. 3) Mengkaji faktor penyebab masih tingginya kadar air inti pada proses pengeringan inti di silo inti. Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTPN VII (Persero) Unit Usaha Talo Pino dengan mengumpulkan data primer berupa hasil wawancara pada bagian operator pabrik biji. Data sekunder dari variabel pengamatan berupa kadar inti pecah, kadar kotoran inti sawit, kadar air inti, persentase dura diolah, efisiensi Ripple Mill, cara pemakaian kaolin, rotasi air pada claybath, dan waktu pengeringan inti. Analisa yang digunakan adalah analisa dengan menggunakan diagram tulang ikan, korelasi dan regresi sederhana. Kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi untuk mengetahui faktor pengaruh suatu variabel. Selain itu, juga menggunakan analisa deskriptif untuk mengetahui kondisi operator secara nyata di lapangan. Hasil analisa korelasi dan regresi sederhana, serta analisa deskriptif menunjukkan faktor utama penyebab masih tingginya kadar inti pecah pada proses pemecahan biji adalah efisiensi alat pemecah biji (Ripple Mill). Semakin tinggi efisiensi alat pemecah biji, maka semakin rendah kadar inti pecah. Selain itu, faktor yang mendukung kondisi efisiensi alat adalah kurangnya koordinasi bagian teknik dan operator dalam hal perawatan maupun pengontrolan terhadap kinerja alat pada stasiun pemecahan biji. Kadar kotoran inti yang tidak memenuhi norma disebabkan oleh faktor kondisi efisiensi alat yang rendah serta faktor tenaga kerja yaitu pengontrolan yang tidak memenuhi jadwal terhadap stasiun claybath mengakibatkan pengawasan kurang terhadap pemakaian/pemakaian kaolin pada stasiun pemisahan basah di claybath. Kadar air yang tidak memenuhi standar perusahaan disebabkan oleh faktor kondisi alat pengeringan yang mengalami kebocoran pada pipa steam/uap pada stasiun pengeringan inti (silo inti), akibatnya tekanan uap yang diberikan rendah dan tidak mencapai suhu optimal pengeringan inti sawit. Untuk menjaga kualitas inti sawit pada kadar inti pecah di PTPN VII Talo Pino harus menjaga kondisi efisiensi alat pemecah biji (Ripple Mill), dengan melakukan pengontrolan dan pengawasan yang baik dan teratur terhadap kinerja alat pemecah biji. Untuk mengurangi kadar kotoran inti sawit, maka diperlukan pengontrolan maupun pengawasan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditetapkan terhadap pemakaian/penambahan kaolin. Untuk mengurangi kadar air inti sawit, perlu dilakukan penggantian terhadap pipa steam/uap, sehingga tekanan uap yang diberikan optimal dan mencapai suhu optimal pengeringan inti sawit.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Industrial Technology of Agriculture
Depositing User: 013 Rizky Septika Utami
Date Deposited: 04 Dec 2013 17:09
Last Modified: 04 Dec 2013 17:09
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3175

Actions (login required)

View Item View Item