BIMBANG ADAT PADA MASYARAKAT SERAWAI

Desmiarty, Shinta and Sarwono, Sarwit and Agustina, Emi (2007) BIMBANG ADAT PADA MASYARAKAT SERAWAI. Undergraduated thesis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIB.

[img] Text
I,II,III-SHI-FKIP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)
[img] Text
IV,V-SHI-FKIP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pelaksanaan bimbang adat pada masyarakat Serawai di Manna, serta untuk mengetahui secara lebih rinci bagaimana pelaksanaan bimbang itu. Penelitian ini dilakukan di Manna Kabupaten Bengkulu Selatan yang berlokasi di rumah Bapak Basun, A.Md. Jalan SMEA Negeri No 97 Rt 22 Kelurahan Kota Medan, Ibul Kota Manna Bengkulu Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan pengamatan. Hasil penelitian ini ialah saat ini bimbang adat sudah sangat jarang dilakukan karena berbagai faktor, misalnya faktor ekonomi, waktu, tenaga, agama, pendidikan, teknologi, dan perkembangan zaman. Orang lebih memilih melaksanakan acara yang tidak terlalu rumit dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar tapi tetap terkesan meriah. Secara hakekat pelaksanaan bimbang sekarang tidak jauh berbeda dengan bimbang adat yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Misalnya saja saat acara ijab kabul masih membawa seghekai sirih lengkap sebagai syarat yang telah ditetapkan adat sebagai tanda penghormatan. Tetapi kalau dulu selain membawa seghekai sirih orang juga membawa lemang. Berinai pun tetap dilakukan, pengantin tetap memakai inai sebagai tanda bahwa ia akan menjadi pengantin walaupun tidak memakai arakan rebana dan bunyi serunai seperti tradisi orang dahulu. Selain itu bimbang adat ini juga dapat menjalin tali persaudaraan yang lebih dekat karena semua dilakukan bersama-sama secara gotong-royong. Misalnya saat akan membuat pengujung mereka melakukan mufakat dulu dan menentukan pembagian tugas. Ada yang mencari daun, tali, bambu, seng, kayu dan segala keperluan yang dibutuhkan untuk memasang pengumput. Tetapi sekarang orang lebih memilih cara yang mudah dengan menyewa tenda. Jadi bimbang adat ini diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun bukan sekedar untuk hiburan saja tetapi mempunyai makna yang berarti.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Faculty of Education > Department of Indonesian Language and Literature Education
Depositing User: Miss Goklasni Manullang
Date Deposited: 04 Dec 2013 18:17
Last Modified: 04 Dec 2013 18:17
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3222

Actions (login required)

View Item View Item