POLA ASUH ORANG TUA PADA AKTIVIS PEREMPUAN DI BENGKULU

Nurhayati, Dewi and Sri, Hartati and Sayfulloh, Sayfulloh (2009) POLA ASUH ORANG TUA PADA AKTIVIS PEREMPUAN DI BENGKULU. Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIB.

[img] Text
SKRIPSI DEWI.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui pola pengasuhan orang tua pada aktivis perempuan dan latar belakang menjadi aktivis perempuan di Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara berupa catatan tertulis juga rekaman hasil wawancara peneliti dengan aktivis perempuan dan dokumentasi berupa struktur organisasi Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPPB), jadwal kegiatan Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu, identitas aktivis perempuan, foto-foto kegiatan aktivis perempuan di Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu. Penelitian menghasilkan 9 orang informan aktivis perempuan, 3 dari Yasva, 2 dari Cahaya Perempuan WCC, 2 dari Aisyiyah, 1 dari LBH Hena dan 1 dari P3W UNIB. Hasil penelitian menunjukkan terdapat bentuk pola pengasuhan orang tua yang berbeda- beda pada aktivis perempuan yaitu: Lebih banyak orang tua aktivis yang menggunakan pengasuhan demokratis berjumlah 5 informan, pengasuhan otoriter ada 1 informan dan pengasuhan campuran: demokratis+otoriter ada 2 Informan dan demokratis+permisif hanya ada 1 informan. Latar belakang menjadi aktivis perempuan tidak ada yang berasal dari satu sumber. Ada tiga garis besar kesimpulan. Pertama, ada 4 informan yang melatar belakangi mereka menjadi aktivis perempuan berasal dari tiga sumber yaitu lingkungan rumah tangga atau pengasuhan orang tua (pengalaman anggota keluarga yang mendapat KDRT, pengasuhan orang tua otoriter dan pengasuhan orang tua demokratis), teman sepergaulan dan belajar sendiri : karena aktif berorganisasi, media massa dan dari pengalaman yang dialami sendiri. kedua, 3 informan yang melatar belakangi mereka menjadi aktivis perempuan berasal dari dua sumber yaitu lingkungan teman sepergaulan dan dari belajar sendiri yaitu karena aktif berorganisasi. Ketiga, 2 informan yang melatar belakangi mereka berasal dari empat sumber yaitu lingkungan rumah tangga atau pengasuhan orang tua (karena pengasuhan orang tua demokratis, karena keteladanan orang tuanya), teman sepergaulan, proses belajar sendiri yaitu aktif berorganisasi, faktor pendidikan formal dan dari pengalaman di tempat kerja, namun secara keseluruhan faktor yang paling mendominasi seseorang menjadi aktivis perempuan adalah dari pengaruh teman sepergaulan dan berorganisasi, di sini seluruh informan menjelaskan bahwa kedua faktor tadi sangat berperan besar pada proses pemahaman dan wawasan adil gender. Semua faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi antara satu dan yang lainnya sehingga terkadang seseorang menjadi aktivis perempuan tidak bisa dikatakan dari satu sumber saja.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology
Depositing User: 014 Abd. Rachman Rangkuti
Date Deposited: 06 Dec 2013 09:10
Last Modified: 06 Dec 2013 09:10
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3632

Actions (login required)

View Item View Item