1 EFIKASI EKSTRAK BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP Crocidolomia binotalis Zeller.

Andi, Supratman and Burhannudin, Toha and Nadrawati, Nadrawati (2007) 1 EFIKASI EKSTRAK BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP Crocidolomia binotalis Zeller. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img]
Preview
Text
I,II,III-SUP-FP.pdf

Download (640kB) | Preview
[img] Text
IV,V-SUP-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (640kB)
[img] Text
I,II,III-SUP-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (640kB)

Abstract

Crocidolomia binotalis Zeller. merupakan salah satu hama penting pada tanaman kubis. Ulat ini menyerang tanaman dari keluarga Brasicca seperti sawi, lobak, petsai dan radish. Penggunaan pestisida kimia merupakan pilihan utama sampai saat ini akibat dari keterbatasan musuh alami dan cara-cara non-kimia lain yang efektif. Upaya menghadapi serangan hama dan dampak negatif dari penggunaan pestisida, perlu adanya alternatif pemecahan masalah tanpa mengabaikan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu alternatif yang murah, mudah, praktis dilakukan dan ramah terhadap lingkungan. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah tumbuhan babandotan (Ageratum conyzoides L.). Setiap organ yang berbeda dari tumbuhan ini mengandung bahan yang bersifat pestisida, ovicida dan antifeedan terhadap hama-hama pertanian. Tumbuhan A. conyzoides juga bersifat racun kontak dan racun perut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak kasar babandotan (A. conyzoides L.) terhadap : luas daun yang dikonsumsi larva, penurunan daya makan larva, mortalitas larva, lama stadia larva dan pupa, keberhasilan pembentukan pupa dan imago C. binotalis. Ekstrak dibuat dengan cara menggiling masing-masing bagian tumbuhan A. conyzoides. Bagian tanaman yang diekstrak ditimbang sebanyak 0,5 kg kemudian digiling sampai halus dan direndam dengan etanol 95% selama 48 jam lalu diaduk selama 15 menit dan disaring untuk memisahkan ampas dan larutan. Hasil larutan diuapkan untuk memisahkan etanol dan zat terlarut, hasil pemisahan tersebut digunakan untuk pengujian. Konsentrasi yang digunakan dalam pengujian adalah 3 dan 5 cc/l. Bagian tanaman yang diekstrak adalah batang+daun, batang+bunga, akar dan seluruh bagian tanaman. Pengujian ekstrak kasar babandotan dengan penyemprotan larva dilakukan dengan cara mencelupkan daun yang digunakan sebagai pakan ke dalam ekstrak selama 30 detik dan dikering-anginkan kemudian dipaparkan ke dalam cup plastik Pengujian dengan cara penyemprotan dilakukan dengan cara menyemprot larva uji sesuai perlakuan. Larva yang telah diberi perlakuan dimasukkan ke dalam cup plastik dan diberi pakan yang tidak dicelup ke dalam ekstrak. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam. Variabel pengamatan sebagai berikut : luas daun yang dikonsumsi larva, penurunan daya makan larva, mortalitas larva, lama stadia larva dan pupa, keberhasilan pembentukan pupa dan imago C. binotalis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (ANAVA), apabila hasilnya berbeda nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Perbedaan metode aplikasi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap daya makan larva, mortalitas larva, lama stadium larva dan pupa, keberhasilan pembentukan pupa dan imago, tetapi pada variabel pengamatan penurunan daya makan. Mortalitas larva tertinggi terlihat pada perlakuan ekstrak 5 cc/l, sedangkan yang terendah terlihat pada perlakuan ekstrak 3 cc/l. Lama stadium larva menjadi pupa tertinggi terjadi pada perlakuan ekstrak seluruh bagian tanaman metode semprot 3 cc/l, sedangkan yang terendah yaitu pada perlakuan ekstrak seluruh bagian tanaman metode celup 5 cc/l. Jumlah pupa yang cacat terbanyak terjadi pada perlakuan ekstrak batang+daun pada metode semprot 3 cc/l sebanyak 3 pupa sedangkan yang terendah adalah pada perlakuan ekstrak akar semprot 3 cc/l dan seluruh bagian tanaman metode semprot 5 cc/l sebanyak 1 pupa. Perbedaan antara ekstrak memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata pada semua variabel pengamatan. Secara keseluruhan ekstrak tanaman A. conyzoides pada konsentrasi 5 cc/l paling tinggi dibandingkan 3 cc/l. Persentase mortalitas larva 3 cc/l sebanyak 33,33-53,33% sedangkan mortalitas 5 cc/1 l sebanyak 53,33-70%. Rerata keberhasilan pupa menjadi imago tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol sebanyak 10 pupa diikuti ekstrak akar metode celup dengan konsentrsi 3 cc/l yaitu sebanyak 6,7 pupa dan terendah pada ekstrak akar metode celup 5 cc/liter sebanyak 2,33 pupa.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Pests and Diseases
Depositing User: 013 Rizky Septika Utami
Date Deposited: 08 Dec 2013 09:36
Last Modified: 08 Dec 2013 09:36
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3858

Actions (login required)

View Item View Item