TANGGAP KETAHANAN JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) PENGEMBANGAN DARI JAGUNG LOKAL BENGKULU TERHADAP PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA KONDISI INPUT RENDAH DI DATARAN TINGGI TANAH ANDOSOL

Adnan, Adnan and Muhammad, Taufik and Suprapto, Suprapto (2012) TANGGAP KETAHANAN JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) PENGEMBANGAN DARI JAGUNG LOKAL BENGKULU TERHADAP PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA KONDISI INPUT RENDAH DI DATARAN TINGGI TANAH ANDOSOL. Masters thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
ADNAN.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan pertengahan bulan Oktober tahun 2011 hingga akhir Februari 2012, di Curup, dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat ketahanan 14 genotipe jagung hibrida hasil pengembangan dari jagung lokal Bengkulu, terhadap penyakit-penyakit penting. 2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas, hasil pengembangan jagung lokal Bengkulu pada kondisi input rendah di dataran tinggi tanah Andosol. Penelitian ini menggunakan perlakuan 14 Genotipe jagung hibrida dari Hibrida 1 (G1), Hibrida 2 (G2), Hibrida 3(G3), Hibrida 4(G4), Hibrida 5(G5), Prima 1(G6), Bisi 816 (G7), Hibrida 8(G8), Hibrida 9(G9), Hibrida 10 (G10), Hibrida 11(G11), Hibrida 12 (G12), Hibrida 13(G13), Hibrida 14 (G14). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), dengan tiga ulangan Masing-masing blok terdiri dari 14 petak percobaan. Ukuran setiap petak percobaan 4,5 x 2,5 m. Jarak antar petak 50 cm dan jarak antar blok atau ulangan 100 cm. Ke 14 genotipe jagung ditempatkan secara acak pada setiap blok sehingga total seluruh petak percobaan sebanyak 42 petak, masing petak terdapat 60 tanaman. Pengamatan dilakukan hanya 6 tanaman atau 10 persen dari jumlah populasi tanaman, dan diamati sejak tanaman berumur 21 sampai 49 hari setelah tanam (hst), pengamatan dilanjutkan fase generatif umur 70 hari setelah tanam (hst) sampai panen. Variabel pengamatan meliputi variabel utama yakni : 1. Penyakit bulai (Downy Mildew) disebabkan oleh (Sclerrospora maydis Palm), 2. Penyakit karat daun (Puccinia sorghi Sehw), 3. Penyakit hawar upih daun (hawar), 4. Penyakit busuk kelobot atau busuk biji, dan variabel penunjang meliputi : 1.Tinggi tanaman (cm), 2. diameter batang (cm), 3. Diameter tongkol berkelobot (cm), 4.Diameter tongkol tanpa kelobot (cm), 5. Panjang tongkol (cm), dan 7. Bobot biji pipilan kering. Hasil penelitian diperoleh terdapat dua jenis penyakit penting yakni : 1. penyakit bercak daun atau hawar daun disebabkan cendawan Helmanthosporium sp., 2. Penyakit busuk biji atau busuk tongkol disebabkan cendawan Fusarium sp. Terdapat Genotip G10 sangat tahan terhadap terinfeksi penyakit hawar daun atau bercak daun, dan busuk tongkol atau busuk biji., dan genotype G5 sangat tahan terhadap penyakit terinfeksi hawar daun atau bercak daun, genotype G14 sangat tahan terhadap penyakit busuk tongkol atau busuk biji. Sedangkan genotip G4, G7, G3, G9, G11, dan G14, sangat rentan terhadap penyakit bercak daun dan busuk biji atau busuk tongkol, Bobot biji pipilan kering berat tertinggi diperoleh pada genotip G1, G6 dan G10, pada lingkungan tanah Andosol input rendah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua jenis penyakit penting yang menyerang 14 genotip tanaman jagung yakni baik pada fase vegetative maupum fase generative. Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Helmanthosporium sp. yang menyerang fase vegetatif. Dan fase generatif diserang penyakit busuk tongkol oleh cendawan Fusarium sp.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam & Lingkungan
Depositing User: 014 Abd. Rachman Rangkuti
Date Deposited: 13 Dec 2013 22:33
Last Modified: 13 Dec 2013 22:33
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/4216

Actions (login required)

View Item View Item