PENDEKATAN AGRIBISNIS DALAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA LAHAN KERING DI PROPINSI BENGKULU

Muktamar, Zainal and Fahrurrozi, Fahrurrozi (2005) PENDEKATAN AGRIBISNIS DALAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA LAHAN KERING DI PROPINSI BENGKULU. In: Proiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Pembangunan Pertanian di Lahan Kering. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bengkulu, pp. 1-5. ISBN 979-3566-48-5

[img]
Preview
Text
Prosiding Seminar Nasional Lahan Kering 2005.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (8MB) | Preview

Abstract

Visi pembangunan Propinsi Bengkulu secara eksplisit menempatkan pembangunan agribisnis dan agroindustri sebagai lokomotif pembangunan daerah (PROPEDA, 2001: draft RPJMD, 2005). Penetapan agribisnis dan agoindustri sebagai penggerak pembangunan propinsi Bengkulu dapat dimaklumi karena karakterisitik sumberdaya alam yang ada memang memberikan ruang untuk pengembangan kegiatan bidang pertanian dan disamping itu hampir 75 % masyarakat propinsi Bengkulu terlibat secara langsung atau tidak lanagsung di dalamnya (Badan Pusat Statistik, 2003). Hingga tahun 2003, sektor pertanian dalam artiluas masih mendominasi sumbangan per sektor terhadap PDRB (atas harga berlaku) hingga mendekati 50 persen (Badan Pusat Statistik, 2003). Dari luas Propinsi Bengkulu yang mencapai 19.789 km2 atau 1.979.000 hektar, 17,5 % diantaranya atau sekitar 345.635 hektar merupakan kawasan pertanian lahan kering dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota dalam wilayah propinsi Bengkulu (RTRW Propinsi Bengkulu Tahun 2004). Luas Lahan ini seseungguhnya merupakan 33% dari luas total kawasan budidaya di luar hutan produksi di propinsi Bengkulu (1.057.907 hektar). Luas lahan kering di propinsi Bengkulu ini sudah berkurang bila dibandingkan dengan kondisi tahun 1999 yang masih mencapai 499.421 hektar dari total luas lahan Propinsi Bengkulu (RTRW Propinsi Bengkulu Tahun 1999). Hingga akhir tahun 2000, pendekatan pembangunan pertanian di propinsi Bengkulu cenderung dilakukan dengan pendekatan komoditas. Pendekatan ini tercermin dengean adanya 11 (sebelas) SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) dalam propinsi Bengkulu. Untuk masing-masing SWP bahkan telah direkomendasikan berbagai komoditas Pertanian yang dapat dikembangkan di masing-masing SWP. Selanjautnya Pengembangan konsep Agroekological Zone pada tahun 2000-an oleh BPTP Propinsi Bengkulu juga merupakan salah satu upaya memperkuat pendekatan komoditas dalam pengembangan pertanian propinsi Bengkulu (Rakyat Bengkulu, 2003). Pendekatan komoditas yang pernah dilakukan adalah melalui kegiatan pengembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP) dan atau dengan melalui kegiatan unggulan berdasarkan Location Quotation (LQ) berbagai komoditas pertanian. Dalam RTRW Propinsi Bengkulu (2004), pendekatan SWP direvisi menjadi 11 (sebelas) Wilayaah Pelayanan Fungsional (WPF) dan selanjutnya disebut Wilayah Pembangunan (WP) yang lebih menekankan aspek funsional wilayah dari sisi ekonomi. Dalam ke-sebelas WP yang ditetapkan mencerminkan berbagai kegiatan ekonomi (termasuk pertanian) yang menonjol dan potensial untuk dikembangkan. Dengan demikian, kegiatan pemanfaatan lahan pertanian, termasuk lahan kering untuk pengembangan pertanian di propinsi Bengkulu masih sangat kental dengan pendekatan komoditas. Namun demikian, sejalan dengan paradigma baru Pembangunan Pertanian Indonesia tahun 2002 (DEPTAN, 2002), maka pendekatan pemanfaatan sumberdaya lahan kering di propinsi Bengkulu harus dilakukan dengan pendekatan agribisnis dan meninggalkan pendekatan komoditas. Dengan pendekatan agribisnis, pasar merupakan driving force untuk menentukan jeneis komoditas pertanian yang akan diusahakan pada lahan kering yang tersedia.

Item Type: Book Section
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Soil Science
Depositing User: 001 Bambang Gonggo Murcitro
Date Deposited: 11 Apr 2014 21:11
Last Modified: 11 Apr 2014 21:12
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/7556

Actions (login required)

View Item View Item