MODEL AKSELERASI REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI MENUJU PEMBANGUNAN HUTAN TROPIS YANG PRODUKTIF

Susatya, Agus and Kanang , S. Hindarto and Deselina, Deselina (2011) MODEL AKSELERASI REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI MENUJU PEMBANGUNAN HUTAN TROPIS YANG PRODUKTIF. Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu, Bengkulu. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
1a-Monograph.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (10MB) | Preview

Abstract

Pemilihan jenis yang sesuai dengan tempat tumbuhnya merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar kegiatan rehabilitasi hutan bisa dilaksanakan dengan baik. Uji beberapa species tanaman pioneer atau cepat tumbuh yang memiliki keunggulan nilai ekologis, ekonomis dan social penting dilakukan agar keberhasilan upaya pemulihan ekosistem hutan tropis dapat tercapai. Oleh karenanya tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah (1) menghasilkan cara rehabilitasi lahan terdegradasi yang tepat, cepat dan mampu meningkatkan produktivitas hutan tropis sehingga dapat memberikan mamfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan manusia, (2) mengetahui jenis pioner yang memiliki keunggulan ekologi, ekonomi dan social. Target khusus yang ingin dicapai pada penelitian tahun pertama ini adalah informasi awal tentang kemampuan perkecambahan beberapa jenis pioneer dan performance semai beberapa jenis pioneer. Penelitian dilakukan antara Mei sampai dengan November 2011 di Lab. Kehutanan dan hutan kampus di belakang Fak Pertanian. Hasil penelitian menunjukkan kesulitan pengumpulan biji Jabon, Pulai, Sengon dan Kayu Bawang, sehingga diganti dengan semai yang telah jadi. Tumbuhan asli yang terpilih adalah Cempedak yang pada Bulan Juni dan Juli 2011 sedang mengalami musim raya. Dari 67 biji Cempedak yang dikecambahkan pada akhir Bulan Juli, tumbuh menjadi 58 semai dengan ketingggian berkisar antara 15-20 cm, dan dengan jumlah daun berkisar antara 3-5 helai pada pertengahan Bulan September. Namun 2 minggu kemudian, semua semai mengalami kerontokan daun dan busuk ujung semai. Dari total 58 semai yang permulaan hidup, pada 17 November, 32 diantaranya atau 55% mulai tumbuh daun baru, dan 26 atau 45 % dinyatakan mati. Bibit yang tumbuh daunnya tidak ditanam, karena menunggu sampai terbentuk 3-5 daun yang sempurna. Tinggi semai Kayu Bawang berkisar antara 26 sampai dengan 41.5 cm dengan rerata 31.28 cm. Tinggi semai pulai berkisar antara 34.5 sampai 43.17 cm, sedangkan sengon berkisar antara 13 sampai dengan 40.5 cm. Tiga ratus bibit terdiri dari 110 Kayu Bawang, 100 Pulai, 50 sengon, 20 nangka dan nyamplung telah ditanam di belakang Fak. Pertanian pada 16 sampai dengan 22 November 2011.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: 001 Bambang Gonggo Murcitro
Date Deposited: 13 Apr 2014 22:06
Last Modified: 13 Apr 2014 22:06
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/7580

Actions (login required)

View Item View Item