STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENGURANGI RASA TAKUT GURU DI SUPERVISI (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI SMA NEGERI 6 BENGKULU SELATAN)

Iskandar , Iskandar and Bambang, Sahono and Aliman, Aliman (2014) STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENGURANGI RASA TAKUT GURU DI SUPERVISI (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI SMA NEGERI 6 BENGKULU SELATAN). Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
I,II,III,I-14-isk-FK.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)
[img] Archive (Thesis)
IV,V,LAMP,I-14-isk-FK.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Rumusan masalah penelitian ini bagaimana strategi kepala sekolah mengurangi rasa takut guru disupervisi? Rumusan khusus penelitian ini 1) mengapa guru merasa takut menghadapi supervisi kepala sekolah? 2) strategi apa yang diimplementasikan kepala sekolah dalam melakukan supervisi? 3) bagaimana kiat kepala sekolah mengurangi ketakutan guru ketika disupervisi? 4) apa kendala kepala sekolah dalam melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi? 5) bagaimana kepala sekolah mengatasi kendala ketika melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi? Tujuan umum: untuk mendeskripsikan strategi kepala sekolah mengurangi rasa takut guru disupervisi di SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: a) Guru merasa takut menghadapi supervisi kepala sekolah b) Strategi yang diimplementasikan kepala sekolah dalam melakukan supervisi c) Kiat kepala sekolah mengurangi ketakutan guru ketika disupervisi d) Kendala kepala sekolah dalam melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi e) Cara kepala sekolah mengatasi kendala ketika melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu : wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa yang digunakan yaitu terdiri dari empat komponen yaitu: pengumpulan data, Dari catatan-catatan ini, kemudian ditafsirkan yaitu catatan yang berisi komentar-komentar, Berikutnya dilakukan refleksi, apakah masih perlu atau cukup data yang telah dikumpulkan. Kemudian reduksi data (date reduction) adalah merupakan proses memilih data yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Setelah direduksi ditentukan komponen yang lebih terfokus untuk diamati dan diwawancari kembali. Hasil penelitian sebagai berikut: pertama Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bengkulu Selatan masih ada yang merasa takut menghadapi supervise kepala sekolah. Hal ini terjadi karena guru kurang percaya diri kalau diawasi oleh kepala sekolah. Disamping itu, rasa takut itu muncul karena guru kurang menguasai materi pelajaran dan apa yang disampaikan dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan rencana persiapan pengajaran (RPP). Kedua, strategi yang diimplementasikan kepala sekolah dalam melakukan supervise yang berhubungan dengan strategi kepala sekolah mengurangi rasa takut guru disupervisi, sebelum melakukan supervisi kepala sekolah memerikasa program pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan diskusi awal yang membahas mengenai permasalahan yang dihadapi guru yang akan disupervisi. Permasalahan ini akan dicari jalan keluar antara guru dengan kepala sekolah sehingga tidak ada lagi rasa takut ketika kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas. Ketiga, kiat kepala sekolah mengurangi ketakutan guru ketika disupervisi yakni kepala sekolah memanggil guru yang akan disupervisi, memeriksa program, kemudian secara demokratis menanyakan permasalahan-permasalahan yang dialami guru, sambil berdiskusi kepala sekolah membimbing sehingga supervisi yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik. Guru tidak merasa takut atau tertekan sehingga guru mau dan berani mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan dalam mengajar di kelas. Kalau guru belum berani mengungkapkan permasalahan mengajar yang dihadapinya, maka bapak kepala memancing pembicaraan guru dengan pertanyaan yang baik. Demikian seterusnya sampai terjadi komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru. Keempat, kendala kepala sekolah dalam melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi guru selalu menghindar kalau mau disupervisi, karena guru tersebut belum siap, baik itu dari segi program mengajarnya maupun mentalnya. guru tidak hadir ketika mau disupervisi, dengan berbagaimacam alasan, sakit, dan lain sebagainya alasan-alasan yang mereka buat. Jalan keluar yang dilakukan diadakan pemanggilan, kemudian diberikan pengarahan-pengarahan atau semacam diskusi. Bicarakan kendala atau masalah-malsalah yang dihadapi yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip demokratis tadi yakni musyawarah untuk mencapai mupakat. Kelima, cara kepala sekolah mengatasi kendala ketika melakukan strategi mengurangi rasa takut guru disupervisi yakni mengadakan pendekatan dengan guru yang bersangkutan, guru dapat memberikan sumbangsih dan kelancaran supervisi yang dilakukan. Dengan pendekatan ini diharapkan jarak antara kepala sekolah dan guru terhapuskan, guru jauh dari perasaan cemas dan takut untuk disupervisi. Simpulan penelitian strategi kepala sekolah mengurangi rasa takut guru disupervisi di SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan adalah adanya perubahan yang optimal guru-guru yang disupervisi oleh kepala sekolah. Perubahan ini dapat dilihat dari tidak adanya rasa takut guru ketika disupervisi oleh kepala sekolah. Untuk mencapai hasil supervisi yang maksimal, terjalinnya hubungan yang bersifat terbuka antara supervisor dengan guru. Bahkan tercipta hubungan yang bersifat informal sehingga guru tidak merasa terbebani ketika disupervisi oleh kepala sekolah. Disamping itu, untuk mengurangi rasa takut, langkah-langkah strategis kepala SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan yang dilakukan adalah menumbuh kembangkan perilaku positif guru terhadap supervisi. Terbangunnya perilaku positif guru akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya supervisi dalam menigkatkan profesionalisme. Perlunya perilaku positif guru dalam pelaksanaan supervisi, karena perilaku positif guru sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan supervisi. Saran penelitian ini adalah sebagai berikut : kepala sekolah; Kegiatan supervisi yang dilakukan harus menghindari kontrol dan kritik yang terlalu tajam dan cenderung merusak hubungan dalam pelaksanaannya. Langkah yang paling efektif dilakukan yaitu supervisor harus berusaha menempuh jalan kuratif dengan membina guru agar meminimalisir kekeliruan dalam mendidik dan membelajarkan siswa. Untuk dapat melaksanakan kegiatan supervisi dengan baik maka supervisor perlu memahami kepribadian guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru yang dipimpinnya, adalah supervisi pendidikan yang dilakukan secara terus-menerus. Kepada guru; jadilah seorang guru yang professional. Sebagai seorang guru, hendaknya harus betul-betul komitmen dalam menjalankan tugasnya, karena berhasil tidaknya pendidikan tergantung pada potensi seorang guru. Keberhasilan pendidikan juga amat bergantung kepada kualitas guru tersebut.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Administrasi / Manajemen Pendidikan
Depositing User: 022 Gofar Ismail
Date Deposited: 12 Nov 2014 08:46
Last Modified: 12 Nov 2014 08:46
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9607

Actions (login required)

View Item View Item