ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS GULA MERAH DI KECAMATAN LEBONG TENGAH KABUPATEN LEBONG

Putri, Marthalinda Dwi and Putri , Suci Asriani and Bambang, Sumantri (2014) ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS GULA MERAH DI KECAMATAN LEBONG TENGAH KABUPATEN LEBONG. Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
I,II,III,I-14-mar-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)
[img] Archive (Thesis)
IV,V,VI,LAMP,I-14-mar-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Kabupaten Lebong merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong yang terletak di sebelah barat pegunungan bukit barisan yang beribukota di Tubei. Secara geografis Kabupaten Lebong memiliki luas sekitar 273.131 Ha yang terdiri dari wilayah dataran tinggi berbukit dan bergelombang. Potensi lahan pertanian di daerah ini baik dari sektor perkebunan maupun pertanian tanaman pangan masih cukup luas dan sesuai untuk dikembangkan. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, lahan perkebunan di Kabupaten Lebong tahun 2011 adalah 27.148 Ha. 261 ha diantaranya adalah berupa tanaman aren. Pohon aren di usahakan oleh rakyat. Tanaman aren ini tersebar dibeberapa wilayah Kabupaten Lebong, diantaranya adalah Kecamatan Lebong Tengah sebagai sentra produksi gula merah. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi gula merah di Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong, 2) Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan pengrajin dan tingkat efisiensi usaha gula merah di Kecamatan Lebong Tengah KabupatenLebong, 3) Untuk mengetahui bagaimana saluran distribusi dan margin pemasaran gula merah di Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong, 4) Untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah nira yang diolah menjadi gula merah di Kabupaten Lebong. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Kecamatan Lebong Tengah merupakan sentra penghasil gula merah di Kabupaten Lebong. Responden dalam penelitian ini adalah pengrajin gula merah dan lembaga pemasaran gula merah. Metode penentuan responden pengrajin gula merah dilakukan dengan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) yaitu sebanyak 45 pengrajin, sedangkan untuk sampel lembaga pemasaran sampel dipilih dengan menggunakan metode Snowball Sampling. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis fungsi produksi Cobb Dauglass untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah produksi gula merah, analisis pendapatan dan efisiensi, analisis marjin pemasaran dan analisis nilai tambah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi gula merah di Desa Danau Liang yaitu jumah nira yang diolah (X1) dengan nilai thitung sebesar 11,223 lebih besar dari ttabel 2.019 hal ini berarti jumlah nira yang diolah berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi gula merah. Modal (X2) dengan nila thitung sebesar -2,183 lebih besar dari nilai ttabel yaitu -2.019 yang berarti terdapat pengaruh nyata antara jumlah produksi gula merah dengan modal usaha. Sedangan variabel jam kerja (X3) sebesar 1,427 lebih kecil dari 2,019 yang artinya variabel jam kerja berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah produksi gula merah. Rata-rata total penerimaan sebesar Rp 370.666,67 dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin gula merah adalah sebesar Rp 248.362,25 sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh pengrajin gula merah adalah sebesar Rp 123.677,49. Besarnya nilai R/C Ratio rata-rata sebesar 1,50 artinya setiap Rp 1 Secara lebih singkat saluran pemasaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Pengrajin gula merah  Pedagang Pengumpul  Pengecer  Konsumen. Marjin total yang diperoleh pada saluran pemasaran tersebut adalah sebesar Rp. 5.000 per kg vi vi dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.123 per kg dan keuntungan pemasaran sebesar Rp 3.877 per kilo. Nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan 100,20 liter nira dengan harga bahan baku nira Rp1.800 untuk menjadi 21 kg gula merah adalah sebesar Rp 712 perkilogram dan perhitungan rasio nilai tambahnya adalah sebesar 22,61 %. Artinya dari Rp 712 perkilogram nilai produk maka sebesar 22,61 persen adalah merupakan nilai tambah dari pengolahan produk. Imbalan terhadap modal dankeuntungan diperoleh darinilai tambah 64,91 persen dari harga jual merupakan keuntungan yang diterima oleh pengolah gula merah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Agribisnis
Depositing User: 033 Darti Daryanti
Date Deposited: 13 Nov 2014 02:07
Last Modified: 13 Nov 2014 02:07
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9616

Actions (login required)

View Item View Item