KOMPARASI BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PENGGUNA BENIH SUBSIDI DAN BENIH NON SUBSIDI PADA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU

Ahmad, Rahmawan and Satria, Putra Utama and Bambang, Sumantri (2021) KOMPARASI BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PENGGUNA BENIH SUBSIDI DAN BENIH NON SUBSIDI PADA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Text (Thesis)
Skripsi Ahmad Full baru.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang menjadi makanan pokok yang
berada di urutan kedua sesudah beras, jagung dapat diolah menjadi bahan baku industri,
rumah tangga hingga pakan ternak (Tomy J, 2013). Jagung termasuk salah satu serelia yang
memiliki nilai ekonomi dan memiliki kesempatan untuk dilakukan pengembangan karena
posisinya sebagai salah satu sumber utama karbohidrat serta protein utama sesudah beras
(Purwanto, 2008). Jenis jagung yang digunakan sebagai bahan pangan adalah jagung non
hibrida (bersari bebas), sedangkan jenis jagung yang digunakan untuk pakan ternak adalah
jenis jagung hibrida.
Varietas jagung hibrida adalah varietas atau jenis unggul dari hasil pemuliaan
tanaman jagung dimana telah terjamin dapat menghasilkan produksi 15% lebih baik
dibanding varietas non hibrida (bersari bebas) (Setimela et al , 2006). Jagung hibrida sendiri
memiliki banyak varietas (jenis) unggul yang memiliki kemampuan berproduksi tinggi dan
terbukti lebih adaptif terhadap lingkungan, penggunaan benih varietas unggul ini digunakan
sebagai salah satu upaya untuk dapat meningkatkan hasil produksi (Erawati, 2009), namun
menurut Pujiharti (2010), hingga saat ini untuk penggunaan benih unggul belum dilakukan
secara maksimal, hal ini dikarenakan harga dari benih unggul sendiri terlalu mahal dan
seringkali sulit untuk didapat, petani jagung yang menggunakan benih unggul hanya berkisar
20% saja. Berdasarkan data tersebut pemerintah kemudian memberikan kebijakan subsidi
benih, dimana tujuannya adalah untuk mengurangi biaya input, sehingga dapat lebih
meningkat angka produktivitas serta produksi yang dapat mengakibatkan meningkatnya
pendapatan petani jagung hibrida dalam negeri (Ramadhani, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis besarnya biaya produksi usahatani
jagung antara pengguna benih subsidi dan benih non subsidi di Kabupaten Seluma. 2)
Menganalisis tingkat pendapatan usahatani jagung antara pengguna benih subsidi dan benih
non subsidi di Kabupaten Seluma. 3) Membandingkan mana yang lebih tinggi antara
pendapatan usahatani jagung pengguna benih subsidi dan benih non subsidi di Kabupaten
Seluma. Hasil penelitian yaitu rata – rata besaran biaya produksi yang dikeluarkan oleh
petani jagung hibrida pengguna benih subsidi adalah sejumlah Rp2.272.973/MT atau
Rp3.884.104/ha sedangkan biaya produksi untuk petani jagung hibrida pengguna benih non
subsidi adalah sejumlah Rp4.504.226/MT atau Rp4.581.598/ha. Rata – rata pendapatan yang
dihasilkan oleh petani jagung hibrida pengguna benih subsidi adalah sejumlah
Rp6.564.209/MT atau Rp10.296.177/ha sedangkan pendapatan yang dihasilkan oleh petani
jagung hibrida pengguna benih non subsidi adalah sejumlah Rp10.709.274/MT atau
Rp10.544.736/ha. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
pendapatan yang didapat oleh petani pengguna benih non subsidi lebih besar dibandingkan
dengan petani pengguna benih subsidi.
Kata Kunci : Jagung Hibrida, biaya produksi, pendapatan, subsidi, non subsidi.

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agribusiness
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 28 Aug 2023 06:26
Last Modified: 28 Aug 2023 06:26
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/14884

Actions (login required)

View Item
View Item