STRUKTUR PENGELUARAN PENERIMAAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI KAKAO (Theobroma Cocoa, L) PADA SEBELUM DAN MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KEBAN JATI KECAMATAN PASEMAH AIR KERUH KABUPATEN EMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

Virus corona merupakan virus yang berbahaya yang mengganggu kesehatan dan
aktivitas manusia. Adanya virus ini banyak sekali kendala dan perubahan yang terjadi
sehingga merubah pola hidup dan keseharian masyarakat, termasuk juga para petani.
Kabupaten Empat Lawang dinyatakan terdampak zona merah terhadap penyebaran wabah
Coronavirus atau Covid-19 pada bulan Mei 2020. Pada ,masa pandemi terjadinya
perubahan harga kakao di Desa Keban Jati yang mana sebelumnya cukup murah menjadi
sedikit meningkat, hal ini diduga bahwa masa pandemi berdampak baik bagi petani kakao.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis struktur: pengeluaran, penerimaan, dan
pendapatan rumah tangga petani kakao pada sebelum dan masa pandemi covid-19 di Desa
Keban Jati Kecamatan Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2021. Lokasi penelitian
ditentukan secara sengaja (Purposive). Penelitian menggunakan metode survey dengan
populasi keluarga petani kakao sebanyak 52 orang. Seluruh populasi dijadikan responden.
Data dianalisis secara diskriptif kuantitatif terhadap variabel pengeluaran, penerimaan dan
pendapatan, Selanjutnya dilakukan uji beda T test terhadap ke tiga variabel tesebut (
Sebelum - Masa Pandemi ).
Hasil penelitian menemukan bahwa struktur pengeluaran rumah tangga petani
kakao di Desa Keban Jati sebelum pandemi Covid-19 meliputi pengeluaran usahatani,
pengeluaran non usahatani dan non pertanian (pangan dan non pangan ). Pengeluaran
usahatani yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan usahatani (biaya pupuk, pestisida
dan tenaga kerja). Pengeluaran non usahatani merupakan biaya untuk usahatani lainnya
seperti cabe, sayuran, dan buah-buahan, dan pengeluaran non pertanian yaitu terbagi
menjadi dua (pangan dan non pangan), dimana pengeluaran pangan merupakan biaya
untuk kebutuhan sehari-hari dan non pangan yaitu biaya untuk pendidikan, listrik,
trasportasi dan lain-lain. Total pengeluaran rumah tangga sebelum pandemi rata-rata Rp.
3.308.943 per bulan dan pengeluaran pada masa pandemi Covid-19 rata-rata Rp. 3.275.115
per bulan.
Pada struktur penerimaan rumah tangga, penerimaan pada masa sebelum pandemi
Covid-19 rata-rata Rp. 4.653.846 per bulan. Penerimaan rumah tangga petani kakao pada
masa pandemi covid-19 rata-rata Rp. 986.538 / bulan, yang meliputi sektor dari
penerimaan usahatani (kakao), non usahatani dan non pertanian. Penerimaan usahatani
kakao yaitu penerimaan dari penjualan biji kakao yang telah dikelola. Penerimaan non
usahatani kakao dari usahatani lainnya seperti dari tanaman perkebunan (cabe, sayuran,
buah-buahan dan lainnya) dan penerimaan non pertanian merupakan penerimaan yang bisa
dikatakan sebagai penerimaan sampingan seperti dari hasil dagang, buruh, honorer dan lain
sebagainnya. Pendapatan rumah tangga petani merupakan selisih dari pengeluaran dan
penerimaan, dimana pada pendapatan sebelum pandemi covid-19 rata-rata Rp. 1.344.904
per bulan dan pada masa pandemi covid-19 rata-rata Rp. 4.569.115 per bulan. Setelah
dilakukan uji beda dengan t test, ternyata pendapatan rumah tangga petani kakao berbeda
pada masa sebelum dengan masa pandemi covid-19 .
Kata Kunci : Pengeluaran Penerimaan dan Pendapatan Rumah Tangga Petani