PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG WORTEL (Daucus carota L) DALAM RANSUM TERHADAP ORGANOLEPTIK DAGING BROILER

Ayam broiler merupakan salah satu ternak unggas yang secara genetik memiliki
kelebihan yaitu pertumbuhannya cepat dengan efisiensi ransum yang tinggi. Harga produk
broiler juga relatif terjangkau, sehingga membuat peminat ayam broiler cukup tinggi.
Wortel merupakan salah satu sayuran umbi-umbian yang ditanam sepanjang tahun
sehingga jumlahnya melimpah, namun tidak semua wortel dapat terjual karena terkadang
kualitasnya tidak sesuai permintaan konsumen. Hasil sortiran wortel yang tidak termasuk
kriteria penjualan biasanya dijual dengan harga murah atau ditinggalkan di kebun sehingga
menjadi limbah. Wortel yang menjadi limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
ayam broiler. Tepung wortel mengandung EM 2487 kkal/kg, PK 9,27%, SK 19,64%, LK
1,2%, Ca 0,06% dan P 0,52%. Wortel mengandung α- dan β-karoten yang tinggi. Kedua
jenis karoten ini penting dalam kebutuhan gizi sebagai provitamin A. Wortel juga
mengandung vitamin C dan vitamin B serta mengandung mineral terutama kalsium dan
fosfor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung wortel
dalam ransum terhadap organoleptik daging ayam broiler. Penggunaan tepung wortel
(Daucus carota. L) sampai level 12% diduga dapat mempertahankan kualitas organoleptik
daging ayam broiler.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 06 Maret – 10 April 2021, di CZAL
(Comercial Zone and Animal Laboratory) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4
perlakuan, dengan 5 ulangan setiap ulangan menggunakan 8 ekor ayam broiler, sehingga
membutuhkan 160 ekor ayam broiler. Perlakuan dibedakan berdasarkan persentase tepung
wortel dalam ransum yang digunakan. P0 : kontrol (tidak mengandung tepung wortel), P1 :
Ransum mengandung 6% tepung wortel, P2 : Ransum mengandung 9% tepung wortel, dan
P3 : Ransum mengandung 12% tepung wortel. Variabel yang diamati meliputi warna
daging, bau daging, rasa daging dan tekstur daging. Data dibahas secara deskriptif
menggunakan skala interval pada setiap variabel (uji bau daging, uji rasa daging, dan uji
tekstur daging), sementara warna daging dibahas berdasarkan rataan skor warna daging.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor warna daging P1 terdapat penurunan
sebesar -0,68% dibandingkan dengan P0, sedangkan warna daging P2 dan P3 terjadi
peningkatan dibandingkan dengan P0 dengan peningkatan warna masing-masing 2,03%
dan 6,08%. Rataan skor bau P0 (3,07), P1 (3,18), P2 (3,15) dan P3 (3,22) termasuk pada
skala interval bau agak amis, namun rataan skor bau daging P1, P2 dan P3 lebih tinggi
dibandingkan dengan P0 (kontrol). Rataan skor rasa daging broiler P0 (3,20), P1 (3,21), P2
(3,26) dan P3 (3,32) termasuk dalam skala interval cukup enak, namun dari rataan skor
rasa P1, P2 dan P3 lebih tinggi dibandingkan P0 (kontrol). Menunjukkan bahwa rataan
skor rasa penggunaan tepung wortel P1, P2 dan P3 relatif lebih tinggi dibandingkan yang
tanpa menggunakan tepung wortel (kontrol). Rataan skor tekstur daging P0, P1, P2 dan P3
termasuk dalam skala interval cukup empuk, namun dari rataan skor tekstur daging P1, P2
dan P3 terjadi penurunan tekstur daging.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung wortel
9% dan 12% dalam ransum, dapat meningkatkan warna daging dengan peningkatan warna
2,03% dan 6,08%. Penggunaan tepung wortel 12% dapat mempertahankan kualitas
organoleptik pada bau, rasa, dan tekstur daging ayam broiler.
Kata kunci : Tepung wortel, Organoleptik, Daging ayam broiler.