ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN PUYUH DI KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU

Burung puyuh disebut juga Gemak dalam bahasa Jawa di Indonesia. Bahasa
asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung liar yang pertama kali diternakan di
Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di
Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai
bermunculan di kandang peternak yang ada di Indonesia. Peterakan burung puyuh
merupakan salah satu sector peternakan yang paling efisien dalam menyediakan daging
dan telur serta merupakan bahan makanan sumber hewani yang bergizi tinggi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis Kelayakan Usaha peternakan Puyuh di
Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Manfaat penelitian diharapkan dapat digunakan, baik
sebagai referensi peternak maupun masyarakat untuk menjalankan usaha ternak Puyuh
serta sebagai bahan kelayakan usaha peternakan untuk dikembangkannya. Penentuan
responden ditentukan secara sengaja (Purposive), peternak yang meiliki populasi 1.000-
2.500 ekor, serta jumlah responden 7 orang peternak puyuh di Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak puyuh pada skala rata-rata
kepemilikan 2000 ekor sebesar Rp. 95.381.081, nilai rasio R/C sebesar 1,55 serta usaha
peternakan menguntukan dan layak untuk dikembang.