EVALUASI GULMA SEBAGAI INANG ALTERNATIF VIRUS DI PERTANAMAN PEPAYA

Nia, Kurniati Br. Marpaung and Mimi, Sutrawati and Tunjung, Pamekas (2021) EVALUASI GULMA SEBAGAI INANG ALTERNATIF VIRUS DI PERTANAMAN PEPAYA. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Text (Thesis)
Skripsi_Nia Kurniati Br. Marpaung.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Tanaman pepaya yang terinfeksi Begomovirus dengan insidensi penyakit tinggi banyak
ditemukan di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Beberapa jenis virus telah dilaporkan dapat menginfeksi gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman budidaya. Hingga saat ini belum dilaporkan jenis dan keragaman jenis gulma
yang berasosiasi dengan tanaman pepaya dan belum diketahui apakah gulma tersebut
berpotensi sebagai inang alternatif virus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
mengidentifikasi jenis gulma dan menghitung kerapatan gulma di pertanaman pepaya,
mengamati serangga yang berasosiasi dengan tanaman tumpang sari dan gulma,
mendeteksi keberadaan virus dan mengidentifikasi virus pada gulma yang menunjukkan
gejala terinfeksi virus, dan menguji kisaran inang (Potyvirus) dari gulma pada pada lima
tanaman uji yaitu, cabai (Capsicum annum), timun (Cucumis sativus), kedelai (Glycine
max), tembakau (White Burley), ciplukan (Physalis floridana) dengan penularan secara
mekanis. Pengambilan sampel untuk identifikasi dan perhitungan kerapatan gulma
dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat yang berukuran 1 m x 1 m. Pengumpulan
data dilakukan dengan mengambil gulma pada petak contoh secara acak sebanyak 10 titik.
Pengambilan sampel untuk deteksi virus dilakukan dengan metode purposive sampling
berdasarkan gejala gulma yang terinfeksi virus. Deteksi virus dilakukan dengan teknik
PCR menggunakan pasangan primer universal Begomovirus (SPG1/SPG2). Berdasarkan
hasil identifikasi gulma diperoleh sebanyak 16 spesies gulma yang tersebar dalam 9 famili.
Perhitungan kerapatan relatif yang tertinggi di Padang Lekat, Desa Durian Depun dan
Jalan Dua Jalur yaitu, Ageratum conyzoides sebesar 0,584%, Claytonia perfoliata sebesar
0,306% dan Eleusine indica sebesar 0,274%. Serangga kutu kebul (Bemisia tabaci)
berasosiasi dengan tanaman tumpang sari yaitu, tanaman Cabai dan serangga kutu daun
(Aphis gossypii) berasosiasi dengan gulma Commelina diffusa. Pita DNA berukuran 912 pb
berhasil diamplifikasi dari sampel gulma Crassocephalum crepidioides dengan gejala daun
keriting. Hasil penelitian ini merupakan laporan pertama infeksi AYVV pada
Crassocephalum crepidioides di Indonesia. Berdasarkan hasil Blastn sampel Begomovirus
asal gulma Crassocephalum crepidioides (Curup) memiliki kekerabatan yang dekat dengan
AYVV (Ageratum Yellow Vein Virus) isolat asal Singapore (X74516.1) yang terdapat di
database GenBank dengan homologi sebesar 98.14%. Pengujian kisaran inang virus yang
dilakukan secara mekanis pada lima tanaman uji tidak dapat menimbulkan gejala.
Kata Kunci : Ageratum Yellow Vein Virus, Begomovirus, Inang alternatif, Gulma, Pepaya

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Protection
Depositing User: sugiarti sugiarti
Date Deposited: 30 Aug 2023 06:27
Last Modified: 30 Aug 2023 06:27
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/15148

Actions (login required)

View Item
View Item