Silaban, Moratahan Penghiburan and Panji, Suminar and Ika, Pasca Himawati (2023) GAYA BERBUSANA PADA JEMAAT PEREMPUAN GEREJA Studi Kasus Pada Jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
menuju sidang (1) - Moratahan Silaban.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Kekosongan regulasi tentang penggunaan gaya berbusana di Gereja Kristen Injili
Indonesia merupakan bentuk awal kebebasan berekspresi bagi setiap jemaah, yang
ditandai dengan keunikan dan gaya berpakaian jemaah yang bebas menimbulkan
berbagai perspeksi dari jemaat, jemaat laki-laki memiliki standarisasi pakaian dan
jemaat perempuan memiliki persepsi standarisasi jemaat. Kebebasan ini terjadi
tanpa adanya peraturan serta norma yang mengikat bagi jemaah dalam
menekankan pakaian untuk beribadah, subjek penelitian ini pada seluruh jemaah
pada gereja Kristen Injili Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dalam penentuan informan dilakukan dengan menggunakan metode
accidental sampling dan purposive sampling observasi partisipasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian direduksi, diolah dan ditarik
kesimpulannya. Dalam menganilisis data penelitian ini menggunakan teori
interaksionisme simbolik oleh Max Webber. Interkasionisme simbolik merupakan
bagian dari paradigma definisi sosial yang menekan kenyataan sosial yang
subyektid, teori interaksionisme simbolik merupakan individu yang dilakukan dan
memiliki makna yang diarahkan pada dirinya dan orang lain. Hasil dari penelitian
ini, yaitu : (1) Makna Berbusana ; a. Busana sebagai alat pelindung, informan
dalam penelitian ini memiliki perspektif bahwa berbusana dapat melindungi diri
dari paparan cuaca dan melindungi diri dari pikiran-pikiran negatif orang
disekitarnya, b. Busana sebagai alat komunikasi, dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa busana dapat membantu indinvidu dalam menyampaikan pesan
terhadap individu yang lain, c. Busana sebagai alat memperindah diri, dalam
penelitian ini didapati bahwa busana dapat memperindah diri tiap individu, akan
tetapi ada yang berbpendapat bahwa melakukan aktifitas agama tidak
menampilkan keindahan, akan tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan. (2) Gaya berbusana ; a. Busana Mutlak, busana mutlak adalah busana yang harus
dipakai oleh tiap individu, seperti : rok, celana, kemeja, kaos, dan lain-lain, b.
Millineris, Millineris merupakan pelengkap gaya berbusana yang menjadi
pelengkap busana mutlak, seperti : sepatu, tas, topi, kaos kaki, kacamata, dan lain�lain, c. Aksesoris, aksesoris merupakan pelengkap busana yang menjadi nilai
tambah keindahan bagi pemakainya, seperti : cincin, kalung, liontin, bross, dan
lain-lain. (3) Perempuan Gereja ; perempuan dengan usia 18-60 Tahun, jemaat
juga menilai bahwa perempuan merupakan sosok yang dibutuhkan oleh laki-laki,
perempuan juga dimaknai jemaat sebagai sosok yang serba bisa. (4) jemaat laki�laki memiliki perspektif bahwa berbusana yang ideal bagi jemaat perempuan
adalah dengan menggunakan busana yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh,
berpakaian sopan dan rapih, sedangkan jemaat perempuan berpandangan bahwa
mengenakan busana ke gereja haruslah memperhatikan keadaan dan kondisi sekitar, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan saat beribadah. (5) dalam
penelitian ini didapati sebuah aturan yang dating dari jemaat Gereja Kristen Injili
Indonesia dalam hal berbusana.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology |
Depositing User: | 58 darti daryanti |
Date Deposited: | 05 Sep 2023 02:10 |
Last Modified: | 05 Sep 2023 02:11 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/15324 |