DESAIN INTERIOR LAYANAN SIRKULASI DALAM MENUNJANG KENYAMANAN PEMUSTAKA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BENGKULU

Putri, Endah Yunika and Asep, Asep and Lailatus, Sa'diyah (2023) DESAIN INTERIOR LAYANAN SIRKULASI DALAM MENUNJANG KENYAMANAN PEMUSTAKA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BENGKULU. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
Skripsi Endah Fix - Endah Yunika Putri.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (7MB)

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis sampaikan pada
bab sebelumnya mengenai Desain Interior Layanan Sirkulasi Dalam Menunjang
Kenyamanan Pemustaka Pada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi
Bengkulu yang meliputi 6 tahapan terstruktur yaitu Ruangan, Warna, Cahaya,
Suara, Sirkulasi Udara, Perabotan maka mendapatkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Layanan sirkulasi terdiri dari 2 ruangan yaitu ruangan baca dan ruangan
koleksi, ruangan baca pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Bengkulu dapat menampung sebanyak 36 orang dengan ukuran yaitu 12,2M
x 8,6M, Bedasarkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 9 Tahun
2017 Tentang Standar Nasional Perpustakaan Provinsi bahwa tidak ada
aturan baku mengenai luas ruangan sirkulasi, ruangan menyesuaikan dari
kebutuhan perpustakaan tersebut.
2. Warna yang digunakan pada dinding ruangan yaitu cream yang memberikan
pengaruh terhadap psikologi yaitu kelembutan dan kehangatan, warna yang
digunakan memberikan rasa nyaman karena warna yang tidak terlalu cerah
dan juga tidak terlalu gelap dan nyaman digunakan saat membaca maupun
belajar menurut Patrycia warna cream akan memberikan kesan kehangatan
dan kelembutan. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional untuk warna yang
digunakan pada perpustakaan tidak memiliki standar baku, warna hanya
menyesuiakan dari kebutuhan masing-masing perpustakaan.
3. Cahaya buatan pada ruangan baca tidak terlalu terang namun masih terbilang
nyaman berdasarkan penelitian keterangan cahaya buatan pada ruang baca
yaitu 89 LUX namun untuk membaca dan belajar masih nyaman karena
adanya cahaya matahari dan pada ruangan koleksi cahaya masih sangat
minim sehingga dibeberapa titik rak tidak terkena cahaya lampu dan gelap,
pemustaka sulit untuk mencari koleksi di rak. Selanjutnya yaitu cahaya alami
pada ruang baca cahaya alami tidak masuk kedalam ruangan karena jendela
kaca pada ruangan baca ditutup dengan gorden dikarenakan takut membuat
pemustaka yang sedang membaca dan belajar silau sedangkan ruangan
koleksi cahaya buatan atau matahari masuk kedalam ruangan namun hanya
pada titik tertentu yaitu pada titik kiri, berdasarkan penelitian cahaya pada
ruangan koleksi titik kanan yaitu 103 LUX dan titik kiri yaitu 78 LUX artinya
belum memenuhi standar cahaya perpustakaan, mengacu pada teori Machsun
Rifauddin standar pencahayaan untuk perpustakaan pada ruang baca yaitu
500-700 LUX dan pada ruang koleksi yaitu 80-170 LUX yang artinya
pencahayaan pada ruang baca dan koleksi belum memenuhi standar.
4. Berdasarkan teori Atmodiwirjo standar kebisingan dalam perpustakaan
adalah 35-45 DB yang artinya kebisingan pada ruang baca sudah melampaui
batas dan tentu hal tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman. Suara bising
biasanya terjadi tentang waktu 12.00- 14.00 WIB dimana waktu istirahat
sehingga pustakawan memiliki banyak aktivitas yaitu sholat dan makan siang
dengan kebisingan 57 DB.
5. Sirkulasi Udara pada ruangan baca memiliki 1 Air Conditioning (AC) dan
ruangan koleksi 3 AC sirkulasi udara pada ruangan nyaman dan baik. Suhu
pada ruangan baca yaitu 35,0°C sedangkan suhu pada ruangan koleksi yaitu
39,6°C dengan kelembaban rata-rata 41,8 % dan suhu titik kiri 40,2°C dengan
kelembaban rata-rata 51,2 %. Jika mengacu pada teori Grandjen suhu yang
dapat ditahan oleh tubuh manusia adalah 35°C-40°C sedangkan untuk suhu
ideal ruangan koleksi yaitu 20°-24° dengan kelembaban 40%-60% yang
berarti suhu pada ruang baca sudah sesuai dengan standar dan nyaman,
sedangkan pada ruangan koleksi belum memenuhi standar yang ditetapkan,
6. Perabotan, Berdasarkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Standar Nasional Perpustakaan
Provinsi perabotan atau furniture sudah memenuhi standar namun jarak
untuk perabotan belum memenuhi standar menurut Neufert standar minimum
untuk lorong/jalan rak kolekis adalah 1,30m-2,30m sedangkan jarak meja
kursi yaitu jarak minumum meja perseorangan antara meja di depan dan di
belakang yaitu 95 cm, untuk jarak minimum meja disamping yaitu 1,40cm,
dan ruang gerak minimum dalam jangkauan ruang baca yaitu 135cm-150cm

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Journal
Depositing User: 58 darti daryanti
Date Deposited: 25 Oct 2023 03:45
Last Modified: 25 Oct 2023 03:46
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/17108

Actions (login required)

View Item
View Item