ANALISIS PERBANDINGAN INTERMEDIASI, FEE BASED INCOME, DAN EFISIENSI ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2014-2018

Intermediasi
merupakan
peran
lembaga
keuangan
untuk
mentransformasikan dana dari rumah tangga kemudian memberikan kredit untuk
perusahaan dan individu dengan tujuan menginvestasikan dana (Syaifuddin,
2007). Bank konvensional maupun bank syariah akan melakukan intermediasi
untuk mendapatkan dana. Untuk mendapatkan dana tersebut, bank konvensional
dan bank syariah memiliki cara yang sama yaitu menghimpun dana dan kemudian
menyalurkannya kembali.
Namun, karena bank syariah dalam kegiatan
operasionalnya berlandaskan dengan sistem Islam dan tidak mengenal istilah
kredit seperti pada bank konvensional, bank syariah memiliki kesulitan dalam
menyalurkan dananya. Kesulitan dalam menyalurkan dana tersebut menjadi salah
satu keterbatasan yang dialami bank syariah. Oleh karena itu, cara alternatif yang
dilakukan bank syariah yaitu dengan menaikkan fee based income. Fee based
income merupakan keuntungan yang didapat bank yang berasal dari transaksi jasa
yang dilakukan bank selain spread based (selisih antara bunga simpanan dengan
bunga pinjaman) (Niu & Hasan, 2019). Bank konvensional maupun bank syariah
juga akan berusaha meningkatkan efisiensi sehingga mereka mampu bersaing di
pasar global. Efisiensi merupakan ukuran efektivitas yang dapat menghasilkan
waktu, tenaga, dan keterampilan (Archer, 2010).
Karakteristik spesifik bank dapat mempengaruhi intermediasi, fee based
income, dan efisiensi (Sari & Saraswati, 2017). Ada dua karakteristik spesifik
bank yang digunakan pada penelitian ini sebagai variabel kontrol yaitu ukuran
bank (size) dan risiko kredit. Ukuran bank merupakan besarnya kekayaan yang
dimiliki oleh bank, dilihat dari jumlah aset bank, nilai pasar, dan jumlah penjualan
(Sari & Saraswati, 2017). Risiko kredit merupakan risiko yang diakibatkan karena
adanya kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak bank
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati (Nihayati, Wahyudi, & Syaichu,
2014).
Berdasarkan hal tersebut tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk menguji
dan menganalisis perbedaan intermediasi antara bank konvensional dan bank
syariah (2) untuk menguji dan menganalisis perbedaan fee based income antara
bank konvensional dan bank syariah (3) untuk menguji dan menganalisis
perbedaan efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah (4) untuk menguji
dan menganalisis pengaruh ukuran bank dan risiko kredit terhadap intermediasi
(5) untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran bank dan risiko kredit terhadap fee based income (6) untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran
bank dan risiko kredit terhadap efisiensi.
Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu stochastic frontier
approach dan metode regresi data panel. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang bersumber dari data laporan keuangan tahunan dari bank
konvensional dan bank syariah di Indonesia periode 2014-2018. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 14 bank terdiri dari 8 bank konvensional dan 6 bank
syariah.
Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan intermediasi
antara bank konvensional dan bank syariah, tidak terdapat perbedaan fee based
income antara bank konvensional dan bank syariah. Namun, terdapat perbedaan
efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah. Penelitian ini juga
menemukan hasil bahwa ukuran bank berpengaruh negatif terhadap intermediasi
dan fee based income bank, risiko kredit tidak berpengaruh terhadap intermediasi,
fee based income dan efisiensi baik pada bank konvensional maupun bank
syariah. Ukuran bank berpengaruh positif terhadap efisiensi bank konvensional
dan tidak berpengaruh terhadap bank syariah.