Nainggolan, Hilkia and Cucu, Syamsudin and Desy, Afrita (2022) STIGMA MASYARAKAT TERHADAP EKS PENDERITA KUSTA DI DESA LAUSIMOMO KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
Skripsi Hilkia Nainggolan (D1A016044).pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (5MB)
Abstract
Stigma merupakan pandangan negatif yang ditunjukkan kepada seseorang yang
kemudian menjadi suatu norma pada seseorang atau kelompok dalam masyarakat
tertentu tanpa adanya bukti yang konkret. Proses pemberian stigma masyarakat
muncul dari kurangnya pengetahuan tentang kusta, individu yang membedakan,
dan perilaku diskriminasi yang ada pada masyarakat terhadap eks penderita kusta.
Penelitian ini berupaya mengungkapkan stigma yang beredar ditengah masyaralat
sekitar desa Lausimomo terhadap para eks penderita kusta yang ada di desa
Lausimomo, Kec. Kabanjahe, Kab. Karo, Sumatera Utara, dimana masyarakat
masih banyak yang masih belum paham dan masih sangat kurang pengetahuan
akan penyakit kusta sehingga banyak anggapan bahwa para eks penderita kusta
belum benar-benar sembuh dari kusta yang pernah diderita. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan stigma masyarakat terhadap eks penderita kusta
di Desa Lausimomo Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara.
Informan penelitian berjumlah 14 orang, terdiri dari 8 orang masyarakat, 5 orang
eks penderita kusta serta 1 orang perangkat desa, didapat melalui teknik
purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa stigma yang diberikan
oleh masyarakat terhadap eks penderita kusta menjadi 4 bentuk, yaitu labeling,
stereotip, separation, dan diskriminasi. Labeling yaitu memberikan cap sebagai
orang yang cacat fisik, stereotip yaitu bahwa penyakit menular, penyakit
mematikan, penyakit kutukan dan penyakit keturunan, separation yaitu merasa
risih, mengabaikan mereka dan tidak mau berhubungan baik, dan diskriminasi
yakni mencemooh dan mengucilkan, yang kemudian stigma tersebut menjadi
tumbuh dan jadi bagian masyarakat sehingga menimbulkan banyak dampak
negatif terhadap para eks penderita kusta yang berada di desa Lausimomo
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bahwa masyarakat dapat
memahami tentang penyakit kusta agar terjalinnya interaksi sosial serta
keberfungsian sosial di kalangan masyarakat.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social & Politics Science > Department of Social Welfare |
Depositing User: | 58 darti daryanti |
Date Deposited: | 30 Apr 2024 04:28 |
Last Modified: | 30 Apr 2024 04:28 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/17945 |