ANALISIS KEPEMIMPINAN PELAYAN, PERILAKU KERJA INOVATIF DAN KEPUASAN KERJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LITBANG-KABUPATEN KAUR

Telah diakui bahwa perlunya kepemimpinan untuk mengarahkan upaya
kreatif dan inovatif individu. Ketika lingkungan bisnis berubah, kepemimpinan
juga menghadapi tantangan baru. Khususnya, satu tren penting dalam hal ini
adalah ketergantungan yang tumbuh pada sumber daya manusia organisasi.
Tujuan penelitian adalah (1) untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan pelayan
terhadap kepuasan kerja karyawan, (2) untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan pelayan terhadap perilaku kerja inovatif karyawan, (3) untuk
menganalisis pengaruh perilaku kerja inovatif terhadap kepuasan kerja karyawan
(4) untuk menganalisis peran perilaku kerja inovatif dalam pengaruh
kepemimpinan pelayan terhadap kepuasan kerja karyawan di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Litbang di Kabupaten Kaur
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei.
Responden adalah pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Litbang, Kabupaten Kaur sebanyak 82 orang. Mereka, yaitu pegawai dan honorer.
Pengumpulan data menggunakan survei online dan analisis data menggunakan
analisis jalur dan Sobel tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan pelayan berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja. Artinya semakin pemimpin mencirikan
kepemimpinan pelayan maka kepuasan kerja pegawai akan semakin tinggi.
Kepemimpinan pelayan positif terhadap perilaku kerja inovatif. Artinya, semakin
pemimpin mencirikan kepemimpinan pelayan maka perilaku kerja inovatif akan
semakin tinggi. Perilaku kerja inovatif berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja. Artinya semakin pegawai menunjukkan perilaku kerja inovatif maka
kepuasan kerja akan semakin meningkat. Perilaku kerja inovatif tidak mampu
memediasi pengaruh kepemimpinan pelayan terhadap kepuasan kerja pegawai
Bappeda dan Litbang Kabupaten Kaur, dimana pengujian sebelumnya
kepemimpinan pelayan berpengaruh terhadap kepuasan kerja menjadi lebih kecil
dan tidak berpengaruh setelah adanya kontrol perilaku kerja inovatif. Artinya
kepemimpinan pelayan mampu mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di
Bappeda dan Litbang Kabupaten Kaur tanpa melalui atau melibatkan perilaku
kerja inovatif. Perilaku kerja inovatif tidak berperan dalam memediasi pengaruh
kepemimpinan pelayan terhadap kepuasan kerja pegawai Bappeda dan Litbang
Kabupaten Kaur. Oleh sebab itu, implikasi hasil penelitian bahwa kepemimpinan
pelayan Bappeda dan Litbang di Kabupaten Kaur tetap signifikan meningkatkan
kepuasan pegawai tanpa adanya perilaku kerja inovatif. Pemimpin pelayan
meningkatkan kepuasan kerja melalui pengembangan visi dan nilai bersama,
bekerja dalam tim dan dengan memotivasi dan memberdayakan karyawan. Ini
kunci yang menjadikan kepimpinan pelayan kuat dalam mempengaruhi kepuasan
kerja. Implikasi lainnya bahwa penelitian ini menggunakan faktor hygiene
(ketidakpuasan) dalam mengukur kepuasan kerja karyawan, menguji kepuasan
dari faktor motivator (pemuas) seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab,
pekerjaan yang menantang, kemajuan dan keterlibatan kerja perlu
dipertimbangkan.