STATUS ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI SEWA RAHIM (SURROGATE MOTHER) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

AZIZA, AMALIA ADTHIYASA and Ahmad, Muslih and M.Darudin, M.Darudin (2023) STATUS ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI SEWA RAHIM (SURROGATE MOTHER) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Text (Thesis)
SKRIPSI - AZIZA AMALIA ADTHIYASA (B1A016024) - aziza adthiyasa.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan mempunyai seorang keturunan
(anak), karena seorang anak mempunyai peran penting dalam kehidupan rumah
tangga dalam menjaga nasab. Akan tetapi tidak semua pasangan yang sudah
melakukan atau melangsungkan perkawinan dikarunia keturunan. Namun
perkembangan teknologi dan biomedis telah membuka jalan untuk potensi
keuntungan bagi medis. Kemajuan bidang kedokteran dalam merekayasa produksi
manusia yang di dalam istilah kedokteran disebut fertilitation in vitro. Salah
satunya adalah perempuan yang rahimnya di pinjam biasa disebut surrogate mother atau
disebut ibu pengganti. Pada awalnya ibu pengganti (surrogate mother) ini dilakukan
sebagai alternatif dari seseorang yang mengalami kelainan medis (karena cacat bawaan
atau karena penyakit) tetapi yang banyak terjadi sekarang ibu pengganti (surrogate
mother) ini banyak dilakukan bukan karena alasan medis lagi tetapi sudah beralih ke
alasan kosmetik dan estetika sehingga menimbulkan masalah baru dikemudian harinya
terkait status hukum anak tersebut. Maka dari itu guna untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai status hukum anak yang dilahirkan melalui Ibu pengganti (Surrogate Mother)
dalam perspektif Hukum Islam maka penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui
nasab anak yang dilahirkan melalui ibu pengganti (surrogatemother) ditinjau dalam
hukum islam. (2) Untuk mengetahui status waris anak yang lahir melalui ibu pengganti
(surrogatemother). Hasil penelitian menunjukan bahwa anak yang dilahirkan melalui ibu
pengganti (surrogate mother) hanya memiliki hubungan nasab dengan ibu yang disewa
rahimnya kepada ibu yang mengandung dan melahirkannya.Dalam hukum islam ibu
pengganti(surrogate mother) tidak diperbolehkan atau haram. Maka dari itu status waris
anak yang dilahirkan melalui ibu pengganti hanya berasal dari ibu yang mengandung dan
melahirkan anak tersebut dan anak itu tidak berhak mewarisi dari pemilik sel telur dan sel
sperma suami istri yang terikat perkawinan sah karna anak tersebut tidak terikat nasab
pada pemilik sel telur dan sel sperma suami istri.
Kata Kunci: Status Hukum, Ibu Pengganti, Hukum Islam

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Department of Law Science
Depositing User: irma rohayu
Date Deposited: 01 Jul 2024 08:38
Last Modified: 01 Jul 2024 08:38
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/18702

Actions (login required)

View Item
View Item