Nasali, Eldi and Andri Yati , Dina and Emelia, Kontesa (2009) HAIPERSEX SEBAGAI ALASAN BERPOLIGAMI. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Fakultas Hukum UNIB.
![SKRIPSI ELDI NASALI B1A005008 HUKUM UNIB.pdf [thumbnail of SKRIPSI ELDI NASALI B1A005008 HUKUM UNIB.pdf]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
SKRIPSI ELDI NASALI B1A005008 HUKUM UNIB.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Pada prinsipnya pernikahan dalam Islam menganut asas monogami. Akan
tetapi dalam situasi-situasi tertentu seorang laki-laki diperbolehkan melakukan
poligami, itupun dengan batasan dan syarat yang ketat menurut agama dan hukum
yang berlaku atau Undang-Undang. Syarat dibolehkannya seorang suami untuk
berpoligami, dalam undang-undang, adalah; a) Isteri tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai isteri, b) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak
dapat disembuhkan, dan c) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan. Bagi suami yang
isterinya mengalami salah satu situasi yang tersebut dalam undang-undang di atas
maka diperbolehkan mengajukan izin poligami kepada Pengadilan Agama Kelas I A
Bengkulu. Permasalahannya kemudian adalah, dalam pengajuan izin poligami
khususnya di Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu terdapat alasan yang tidak
disebutkan secara eksplisit dalam undang-undang, yaitu suami mengalami hyperseks
yang kemudian setelah melalui proses persidangan permohonan tersebut dikabulkan
oleh Majelis Hakim. Dalam hal ini yang dijadikan objek penelitian adalah Putusan
Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu tentang pengajuan izin poligami dengan
alasan hyperseks, dengan pembahasan pokoknya mengenai hal-hal yang menjadi
pertimbangan Majelis Hakim dalam mengabulkan permohonan Pemohon dan
mengkaji kesesuaian antara putusan Majelis Hakim tentang izin poligami di
Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang telah dikeluarkan tersebut dengan
pemenuhan nilai-nilai dasar hukum yang berlaku. Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam mengabulkan
permohonan izin poligami dengan alasan hyperseks adalah kemaslahatan bagi para
pihak. Berdasarkan kaidah ushul “menolak bahaya lebih utama dari pada mengambil
keuntungan”. Majelis Hakim berpandangan poligami adalah jalan ke luar terbaik
untuk mengatasi permasalahan suami yang hyperseks sehingga kecenderungan suami
berbuat zina dapat dihindari dan kelangsungan rumah tangga dapat tetap terjaga.
Kemudian menurut pertimbangan Majelis Hakim alasan suami mengalami hyperseks
tidak diatur secara eksplisit dalam rumusan undang-undang yang mengatur masalah
beristeri lebih dari seorang atau poligami, namun alasan tersebut dapat dianalogikan
kepada salah satu alasan dibolehkannya poligami yaitu isteri yang tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai seorang isteri secara maksimal.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science |
Depositing User: | 014 Abd. Rachman Rangkuti |
Date Deposited: | 06 Dec 2013 07:32 |
Last Modified: | 06 Dec 2013 07:32 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/3603 |