Kiswanto, Tedy and Merry, Yono and Andry, Hariyanto (2012) PERKAWINAN ADAT AMBIK ANAK PADA MASYARAKAT SUKU BESEMAH DI KOTA PAGAR ALAM. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Fakultas Hukum UNIB.
![TEDY KISWANTO-2.pdf [thumbnail of TEDY KISWANTO-2.pdf]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
TEDY KISWANTO-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (649kB)
Abstract
Pada masyarakat Suku Besemah di Kota Pagar Alam ada suatu bentuk
perkawinan yang disebut ambik anak, di mana suami pindah ke tempat istri tanpa
pembayaran jujur, anak-anak ditentukan/digolongkan sebagai bagian dari keturunan
sang istri. Dalam perkawinan ambik anak suami melepaskan diri dari hubungan
keluarganya dan ikut ke dalam hubungan keluarga isteri. Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) untuk menggambarkan dan menjelaskan yang melatarbelakangi terjadinya
perkawinan adat ambik anak pada masyarakat suku besemah. (2) untuk
menggambarkan dan menjelaskan tata cara perkawinan adat ambik anak pada
masyarakat suku besemah dan (3) untuk menggambarkan dan menjelaskan akibat
hukum dari perkawinan adat ambik anak pada masyarakat suku besemah. Penelitian
ini dilakasnakan di Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara dan Kelurahan
Pagar Alam Kecamatan Pagar Alam Utara Kota Pagar Alam pada bulan Desember
2011 sampai Januari 2012. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yakni untuk memperoleh gambaran tentang
suatu keadaan pada suatu waktu tertentu atau perkembangan tentang sesuatu. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) faktor-faktor yang melatarbelakangi
terjadinya perkawinan adat ambik anak pada Masyarakat Suku Besemah di Kota
Pagar Alam dikarenakan a. Tidak adanya seorang anak laki-laki sebagai penerus
kekerabatan Patrilineal, b. Keberadaan seorang anak laki-laki yang jauh
(merantau/migrasi), c. Adanya seorang anak laki-laki akan tetapi mengalami
keterbelakangan mental/dibawah pengampuan, d. Kondisi anak laki-laki yang belum
dewasa/belum cakap. (2) Tata cara perkawinan adat pada Masyarakat Suku Besemah
yakni a. Masa pergaulan, b. Melamar (nuei rasan), c. Meresmikan tunangan
(ndepatkah bunting), d. Menjelang hari pernikahan. (3) Sebagai akibat hukum yang
ditimbulkan perkawinan ambik anak adalah a. Terhadap perwarisan; i. harta yang
dimiliki oleh isteri, ii. harta bersama, dan iii. harta bagi suami sebagai anak dan
menantu. b. Akibat terhadap hubungan dengan orang tua.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science |
Depositing User: | 014 Abd. Rachman Rangkuti |
Date Deposited: | 15 Dec 2013 12:19 |
Last Modified: | 15 Dec 2013 12:19 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/4385 |