KETAATAN MASYARAKAT PADA HUKUM ADAT REJANG DALAM PELESTARIAN TAMAN WISATA ALAM BUKIT KABA (TWABK) DI KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG

Hukum adat masyarakat Rejang berlaku disetiap lini kehidupan
masyarakat di tanahnya demi berlangsungnya tatanan masyarakat yang tertib
sesuai dengan hukum adat. Aturan-aturan mengenai wilayah dan hutan adat
Rejang yang diwariskan oleh nenek moyang masih diakui dan ditaati. Ketaatan itu
dilakukan secara spontan otomatis. Dengan kata lain, pemberlakuan hukum
negara pada wilayah adat Rejang tidaklah membuat masyarakat meninggalkan
atau melupakan hukum masyarakat adat, salah satu contohnya menyangkut hutan
larangan dan cadangan. Hal tersebut berlaku pula atas hukum mengenai wilayah
dan hutan adat Rejang, salah satunya Taman Wisata Alam Bukit Kaba (TWABK).
Penelitian ini bertujuan (1) untuk menjelaskan dan menggambarkan ketaatan
masyarakat pada hukum Adat Rejang dalam pelestarian Taman Wisata Alam
Bukit Kaba (TWABK) di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, serta (2)
untuk menjelaskan dan menggambarkan penyelesaian perambahan hutan pada
hukum Adat Rejang dalam pelestarian Taman Wisata Alam Bukit Kaba
(TWABK) di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian empiris di mana pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam dan pengumpulan data melalui studi
kepustakaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu: (1) hutan adat di
kelola oleh masyarakat adat secara turun temurun di mana pengelolaan dan
plestarian sumberdaya hutan di kelola dengan pola berbasis kemasyarakatan adat
(kearifan local), dan (2) dalam pengelolaan hutan adat yang di kelola tidak hanya
kayu saja tetapi juga memelihara apa yang terdapat di dalam hutan seperti:
memelihara sumber mata air, memelihara situs-situs adat yang terdapat dalam
hutan.