ANALISIS RESPON PENAWARAN EKSPOR IKAN TUNA DI INDONESIA

Indonesia merupakan produsen dan salah satu eksportir ikan tuna terbesar didunia.
Ekspor ikan tuna dari Indonesia terdiri dari 4 tipe produk ekspor yang dibedakan menurut
kode HS (Harmonized System) yakni tipe segar, beku, potong dan kaleng. Tantangan
internal tuna Indonesia salah satunya adalah tentang regulasi dan kebijakan yang ada. Juga
tentang cara bertahan di pasar global dan bahkan meningkatkan produksinya sesuai dengan
permintaan pasar global yang dinamis. Untuk dapat memenuhi kebutuhan jumlah ekspor
yang tepat, diperlukan strategi yang tepat pula untuk mengatasinya. Dalam mengetahui
respon penawaran baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, maka akan lebih
mudah untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.
Penelitian ini menggunakan pendekatan terhadap jumlah ekspor dalam
menganalisis respon penawaran dengan penerapan partial adjustment dari Nerlove (1950).
Kedua hal ini berhubungan, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah
ekspor tuna perlu untuk diketahui.
Data time series selama 96 bulan dari bulan Januari tahun 2012 hingga bulan
Desember tahun 2019 merupakan jenis data yang akan diestimasi. Data diperolah dari
publikasi Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut HS, UN Comtrade,
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan sumber relevan lainnya. Bentuk model respon
penawaran yang akan di estimasi adalah model Nerlove. Model Nerlove tersebut akan
diestimasi dengan 2 metode yaitu Maximum Likelihood Estimation dan metode Seemingly
Unrelated Regression Equation menggunakan aplikasi Shazam. Penggunaan 2 metode
dilakukan untuk melihat manakah metode terbaik untuk estimasi respon penawaran ekspor
ikan tuna baik secara Maximum Likelihood (parsial) atau Seemingly Unrelated Regression
Equation (simultan). Penentuan metode terbaik dengan melihat nilai chi-square, nilai galat
terkecil dan variabel paling banyak sesuai dengan ekspektasi.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa metode terbaik untuk estimasi respon penawaran
ekspor ikan tuna Indonesia adalah dengan metode Seemingly Unrelated Regression Equation.
Berdasarkan uji hipotesa dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
ikan tuna tipe segar adalah jumlah ekspor ikan tuna bulan sebelumnya, ekspektasi harga
internasional ikan tuna segar dan harga internasional ikan tuna beku pada bulan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor ikan tuna tipe beku adalah jumlah ekspor ikan tuna
sebelumnya, harga internasional ikan tuna potong dan harga nasional ikan tuna. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ekspor ikan tuna potong adalah harga internasional ikan tuna segar, beku
dan kaleng pada bulan sebelumnya, dan harga nasional ikan tuna. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor ikan tuna kaleng adalah harga internasional ikan tuna beku dan potong
pada bulan sebelumnya dan harga nasional ikan tuna. Penawaran ekspor ikan tuna sangat
responsif terhadap harga internasional ikan tuna, harga internasional komoditi substitusi dan
harga nasional.
Elastisitas penawaran ikan tuna baik dalam jangka pendek dan jangka panjang adalah
bersifat inelastis, artinya perubahan jumlah penawaran tidak terlalu responsif terhadap
perubahan harga. Nilai elastisitas jangka panjang yang lebih besar daripada jangka pendek, hal
ini menjadikan peluang untuk meningkatkan jumlah ekspor pada tiap tipe produk tuna lebih
baik dalam jangka panjang dengan adanya kesempatan untuk melakukan penyesuaian.
Kata Kunci: Nerlove, Respon Penawaran, Tuna