Febriani, Agatha Simbolon and Hamdani, Dedy and M.Yamani, Yamani (2020) STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH BEKAS HAK BARAT YANG DIKUASAI MASYARAKAT DI DESA HUTA NAMORA KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![tesis [thumbnail of tesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png) Text (tesis)
            
              
Text (tesis)
SKRIPSI PERDATA - FEBRIANI AGATHA S, (B1A016140).pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (9MB)
Abstract
Lahirnya UUPA pada tanggal 24 September 1960 secara tegas 
mengatur mengenai konversi hak-hak atas tanah yang semula diatur menurut 
ketentuan hukum yang berlaku sebelum berlakunya UUPA menjadi hak-hak 
atas tanah menurut ketentuan UUPA. Di Desa Huta Namora Kecamatan 
Pangururan Kabupaten Samosir sebagian tanah belum memiliki kekuatan 
hukum dan masih merupakan tanah bekas hak Barat yang berstatus tanah 
Eigendom. Hak Eigendom merupakan hak milik dalam pengaturan tanah barat. 
Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan 
Dasar Pokok-Pokok Agraria tanah Eigendom sudah tidak ada lagi karena harus 
dikonversikan ke dalam hak-hak tanah yang baru. Penelitian ini membahas 
masalah tentang bagaimana status hukum hak atas tanah bekas hak barat yang 
dikuasai masyarakat di Desa Huta Namora Kecamatan Pangururan Kabupaten 
Samosir serta apa faktor penghambat dalam pendaftaran tanah bekas hak barat 
yang dikuasai masyarakat di Desa Huta Namora Kabupaten Samosir. Jenis 
penetlitian merupakan jenis penelitian hukum empiris dan menggunakan 
pendekatan yuridis sosiologis. Pada Pasal 24 ayat (1) PP No 24 Tahun 1997 
tentang Pendaftaran Tanah dapat memudahkan masyarakat di Desa Huta 
Namora Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir bahwa konversi tanah 
eigendom masih dapat dilakukan melalui pendaftaran hak-hak lama, sehingga 
statusnya dapat berubah menjadi hak milik dengan dibuktikan alat-alat bukti 
mengenai adanya hak atas tanah. Terjadi penghambat masyarakat dalam 
mengkonversi tanah bekas hak barat karena adanya kesulitan pemenuhan 
Tarombo yang merupakan syarat permohonan pembuatan sertipikat tanah.
KATA KUNCI: Konversi, Hak Barat, Samosir
| Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) | 
|---|---|
| Subjects: | K Law > K Law (General) | 
| Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science | 
| Depositing User: | irma rohayu | 
| Date Deposited: | 26 Sep 2023 02:35 | 
| Last Modified: | 26 Sep 2023 02:35 | 
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/16345 | 

