PENGARUH PEMBERIAN PELLET PAKAN KOMPLIT MENGANDUNG TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI REX

Kelinci merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging karena mempunyai
potensi biologis yang besar. Kelinci dapat melahirkan empat kali dalam setahun, sebanyak
6 sampai 12 ekor anak setiap melahirkan. Salah satu bangsa kelinci yang populer di
masyarakat dan dijadikan ternak hias adalah kelinci Rex. Rex memiliki proporsi tubuh
yang baik, bagian belakangnya membulat dengan baik, kaki belakangnya kuat dan berisi
(membulat). Faktor pakan menentukan produktifitas kelinci. Mahalnya pakan komersil
membuat peternak tidak mampu membeli pakan yang berkualitas bagi kelinci. Praktek
manajemen pakan yang jelek oleh peternak kelinci menyebabkan produktivitas yang
buruk dan peternak tidak mampu memenuhi permintaan daging dan kulit kelinci.
Salah satu hijauan pakan yang dapat dijadikan sebagai pakan kelinci adalah
tanaman Gamal (Gliricidia sepium). Hijauan daun Gamal memiliki kandungan gizi bahan
kering (32,40%), bahan organik (91,15%) dan protein kasar 25,29%. Daun Gamal dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein dari hijauan sehingga dapat mengurangi serat kasar
yang tinggi pada jerami jagung dan mendapatkan sumber pakan hijauan yang berkualitas
serta dapat mengurangi penggunaan sumber protein dari konsentrat di dalam
ransumsehingga dapat menekan biaya ransum. Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun Gamal (Gliricidia
sepium) terhadap fisiologis kelinci Rex.
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari 2021 – April 2021 di
Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu, Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kelinci Rex yang
dikelompokkan dalam 3 perlakuan pakan yang berbeda. Pakan yang diberikan pada kelinci
Rex berupa pakan komplit mengandung tepung daun Gamal (Gliricidia sepium). Perlakuan
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari P0 (Ransum tanpa mengandung Gliricidia
sepium), P1 (Ransum mengandung 5% tepung daun Gliricidia sepium), dan P2 (Ransum
mengandung 10% tepung daun Gliricidia sepium). Variabel yang diamati dalam penelitian
ini adalah laju respirasi, denyut jantung, temperatur rektal, dan temperatur kulit pada
Kelinci Rex. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), apabila
terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) untuk melihat perbedaan antara perlakuan.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa perlakuan penggunaan tepung daun
Gliricidia sepium berpengaruh tidak nyata terhadap laju respirasi. Rataan respirasi
perlakuan P0, P1 dan P2 sebesar 85,75 kali/menit, 86,24 kali/menit dan 85,76 kali/menit.
Selanjutnya perlakuan penggunaan tepung daun Gliricidia sepium berpengaruh tidak nyata
terhadap denyut jantung kelinci Rex (P>0,05). Rataan denyut jantung perlakuan P0, P1 dan
P2 sebesar 173,44 kali/menit, 173,64 kali/menit dan 173,98 kali/menit. Pada parameter
suhu rektal berpengaruh tidak nyata terhadap suhu rektal kelinci Rex (P>0,05). Rataan
suhu rektal perlakuan P0, P1 dan P2 sebesar 38,00oC, 38,13oC, dan 38,12oC. Pada
perlakuan penggunaan pada tepung daun Gliricidia sepium berpengaruh tidak nyata
terhadap suhu kulit kepala kelinci Rex (P>0,05). Rataan perlakuan pada suhu kulit P0, P1
dan P2 sebesar 35,63oC, 35,68oC, dan 35,71oC. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemberian pellet pakan komplit yang mengandung tepung daun
Gliricidia sepium tidak berpengaruh terhadap respirasi, denyut jantung, suhu kulit,dan
suhu rektal.